HARIAN KALBAR (KAPUAS HULU) – Kinerja ekspor di wilayah perbatasan Badau, Kalimantan Barat terus menunjukkan tren positif. Sepanjang enam bulan terakhir tahun 2025, Bea Cukai Badau berhasil mencatat realisasi ekspor lebih dari 1.000 metrik ton (MT) komoditas Palm Kernel Expeller atau bungkil kelapa sawit. Dari kegiatan ini, negara memperoleh penerimaan pajak dan levy sebesar USD 35.000.
Di bawah pengawasan Kepala Bea Cukai Badau, Henry Imanuel Sinuraya ekspor lintas batas antara Indonesia dan Malaysia melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau diproyeksikan akan terus meningkat.
Diperkirakan ke depan jumlah ekspor akan mencapai 30.000 MT per tahun, dengan potensi kontribusi terhadap penerimaan negara mencapai USD 1 juta.
Peningkatan ini menjadi capaian penting bagi Bea Cukai Badau, sekaligus mendukung program strategis nasional dalam memperkuat sektor ekspor sebagai sumber utama devisa negara.
Komoditas bungkil kelapa sawit merupakan produk turunan sawit bernilai ekspor tinggi yang memiliki pangsa pasar luas di negara tetangga.
Selain memberikan pemasukan bagi negara, arus ekspor yang lancar turut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di wilayah perbatasan seperti Badau. Dengan meningkatnya permintaan dan volume pengiriman, industri kelapa sawit dan sektor terkait pun diperkirakan akan berkembang lebih dinamis, membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong ekspor berkelanjutan guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional dari sektor nonmigas.
Keberhasilan kegiatan ekspor ini tak lepas dari kerja sama antarinstansi, seperti Bea Cukai, Karantina, Dinas Perhubungan, Kementerian Perdagangan, serta peran aktif eksportir dan pembeli internasional.
Sinergi lintas sektor tersebut menjadi faktor krusial dalam menciptakan ekosistem ekspor yang aman, tertib, dan berdaya saing tinggi. (tim liputan).