HARIAN KALBAR (SEKADAU) – Berlomba dengan Larut Malam dan Malam Takbiran, Pemuda Kampung Tebal Kompak Kerjakan Yang Meriam Karbit. Malam mulai meninggi, jam sudah menunjukan pukul 22.00 WIB, namun cuaca cerah dengan bulan tampak samar – samar dilangit membuat suana gelap tidak berasa semakin larut.
Dari kejauahan, kelap – kelip lampu hias lorong jalan tampak gemerlap, warna – warni. beberapa orang terlihat sedang asyik mengayunkan kampak ke arah log kayu di bibir jalan bantaran sungai Sekadau, daerah Kapung Tebal.
Saat media ini mendekati, mereka seolah tak peduli dengan kedatangan orang atau orang yang berlalu lalang. orang – orang ini diketahui merupakan pemuda – pemuda Kampung Tebal, Sungai Ringin, Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau.
Beberapa dari mereka juga terlihat sibuk memukul – mukul paku ke kayu sehingga membentuk galangan.
Sekelompok pemuda ini tengah sibuk berlomba dengan larutnya malam untuk mengejar progres pembuatan meriam karbit.
Aktifitas ini, selalu tampak pada bulan Ramdhan sampai dengan menjelang malam takbiran hari raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
Dimalam ke 14 Ramadhan, ini progres penyiapan meriam karbit mereka sudah berjalan empat puluhan persen.
“Kejar target, biasanya satu minggu sebelum malam takbiran sudah selesai, dan sudah dicoba,” kata Budi, salah satu pemuda saat di tanya media ini, Kamis 13 Maret 2025 malam.
Tahun ini, kelompok pemuda Kampung Tebal menyiapkan empat buah meriam karbit. kesemuanya berbahan kayu.
Tak main – main, diameter karbit yang sedang dikerjakan ini mencapai ukuran panjang enam meter dan diameter lingkaran lebih dari satu meter.
Dengan ukuran ini, diperkirakan Budi, untuk satu kali tembakan, satu buah meriam mengunakan batu karbit dengan kisaran lima ratus sampai dengan tujuh ratus Ons.
“Kayu yang kita pakai, kayu kemantan, semua baru karna yang lama sudah tidak bisa digunakan, “timpal Budi.
Empat buah kayu log itu ditebang tepat satu hari sebelum dimulainya puasa. sejak malam pertama shoat tarawih, karbit ini mulai dikerjakan.
“Kita kerja setelah sholat tarawih, karna siang semua bekerja dan beraktivitas, ada juga yang sekolah, jadi bisanya kita kerjakan malam, “tukasnya.
Pembuatan meriam karbit ini dilaksanakan secara gotong royong.beberapa orang ditugaskan melobangi kayu. beberapa lainya membuat galangan untuk dudukan meriam dengan pososi menghadap ke sungai Sekadau.
Tehnis pengerjan dengan membelah log kayu menjadi dua bagian dan dilubangi bagian dalam.
Setelah dirasakan cukup kayu bagian atas yang sebelumnya di pisakan, akan kembali dipasang segingga kembali membentuk kayu log bulat dengan kondisi bagian dalam sudah berlobang sepanjang kayu.
“Nanti kita ikat lagi dengan tali, sekarang sudah susah cari rotan, kalau dulu pakai rotan untuk mengikatnya,” cerita Budi.
Meriam Karbit merupakan tradisi masyarakat melayu pesisir sungai Kapuas dan Sekadau setiap menjelang hari raya Idul Fitri.
Dahulu, meriam karbit dimainkan untuk memeriahkan malam idul fitri. namun dalam beberapa tahun terkahir, meriam karbit diperlombakan dan mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sekadau.
Penilaian pesitival meriam karbit umumnya pada kekompakan pemain, stand kelompok karbit dan suara meriam saat dimainkan dimalam idul fitri.
“Dua tahun terkahir diperlombakan, bapak bupati datang meninjau langsung perlombaan dimalam idul fitri, semoga tahun ini kembali diperlombakan, ” harap Budi.
Aktifitas pembuatan meriam Karbit dan penyiapan stand malam takbiran umumnya dapat dijumpai dibeberapa titik sepanjang bantaran sungai Sekadau dan Desa Tanjung.
Aktifitas ini sudah menjadi tradisi dan rutinitas para pemuda setiap bulan ramadhan. selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat kekompakan para pemuda di lingkungan masing – masing. sehingga malam – malam di bulan ramadhan mereka isi dengan kegiatan positif seperti ini. *
PENULIS: SUKARNI