Hangat dan Penuh Makna, Halal Bihalal Masjid Agung Sultan Anum Sekadau Eratkan Silaturahmi dan Nilai Kemanusiaan

Kegiatan Halal Bihalal Masjid Agung Sultan Anum Sekadau. Foto ist.

HARIAN KALBAR (SEKADAU) – Masjid Agung Sultan Anum Sekadau, Kalimantan Barat, menggelar acara Halal Bihalal Idul Fitri 1446 H pada Minggu pagi 20 April 2025. Mengusung tema “Merajut Silaturahim, Wujudkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan”, kegiatan ini berlangsung khidmat dan sarat kehangatan di tengah suasana lebaran yang masih kental terasa.

Acara ini dihadiri oleh jajaran Forkopimda Kabupaten Sekadau, tokoh agama, serta tamu undangan lainnya. Tausiyah disampaikan oleh Ustad Arifudin, S.Pd.I, Al Hafidz, yang mengajak jamaah untuk menjadikan Halal Bihalal sebagai momentum memperkuat persaudaraan dan menumbuhkan semangat cinta sesama.

Bacaan Lainnya

Ketua Umum Pengurus Masjid Agung Sultan Anum, H. Dja’far A. Rachman atau yang akrab disapa Long Jafar, menyampaikan rasa syukurnya atas antusiasme jamaah dan masyarakat yang hadir.

“Sebulan penuh kita berpuasa dengan harapan memperoleh kekuatan lahir dan batin. Di hari yang fitri ini, atas nama pengurus masjid, kami mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Mohon maaf lahir dan batin,” ujarnya dalam sambutan.

Long Jafar juga menegaskan bahwa sejak pengurus masjid dikukuhkan pada tahun 2024, masih banyak hal yang terus dibenahi demi kemajuan dan kemakmuran masjid.

“Melalui Halal Bihalal ini, mari kita jalin kembali tali silaturahmi, saling mengingatkan, dan menjadikan masjid ini sebagai pusat ibadah, dakwah, serta kegiatan keummatan yang inklusif,” tambahnya.

Sementara itu, Wakapolres Sekadau, Kompol Asep Mustopa Kamil, memberikan apresiasi atas peran aktif masyarakat dalam menjaga kondusivitas selama pelaksanaan Operasi Ketupat Kapuas 2025. Ia berharap semangat kebersamaan yang terbangun selama Ramadan dan Idul Fitri bisa terus dijaga dalam kehidupan sehari-hari.

Tausiyah yang disampaikan Ustad Arifudin pun menguatkan pesan moral acara ini: pentingnya menjaga hubungan baik antar sesama sebagai bentuk ibadah sosial yang tidak kalah penting dari ibadah ritual.

Acara ditutup dengan momen saling bersalaman antar jamaah dan tamu undangan—sebuah simbol nyata dari ukhuwah Islamiyah, saling memaafkan, dan mempererat simpul persaudaraan. (*)