HARIAN KALBAR (KUBU RAYA) – Jagat media sosial sempat dihebohkan dengan sebuah video yang memperlihatkan seorang santri Pondok Pesantren Asy Sayfi’iyah, Kecamatan Sungai Kakap, Kubu Raya, menangis dan mengaku dipukul di lingkungan pesantren. Video itu dengan cepat menyebar dan memunculkan dugaan santri dibully oleh tenaga pendidik. Namun setelah dilakukan penyelidikan, informasi tersebut dipastikan tidak benar alias hoaks.
Pihak kepolisian melalui Bhabinkamtibmas Desa Punggur Kecil, Aipda Deni Ardiansyah, bersama aparat desa dan pengurus RW setempat, turun langsung melakukan klarifikasi. Hasilnya, tidak ditemukan tindakan kekerasan dari tenaga pendidik pondok terhadap santri. Yang terjadi sebenarnya hanyalah perkelahian biasa antara sesama santri.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa, 9 September 2025, sekitar pukul 10.00 WIB. Saat jam istirahat siang, seorang tenaga pendidik yang sedang melakukan pengecekan mendapati dua santri tengah bercanda. Ketika ditegur, salah satu dari mereka tersulut emosi dan memicu perkelahian kecil dengan temannya. Meski sudah dilerai oleh pengasuh, salah satu santri memilih pergi dan sempat menangis di sebuah warung di dekat Sungai Bemban. Di sanalah ia mengaku dipukul, yang kemudian direkam warga dan videonya menjadi viral.
Pihak pondok sempat mengalami kesulitan menjemput santri tersebut karena dikerumuni warga. Namun, akhirnya anak itu diantar pulang ke rumah ibunya dan keesokan harinya kembali ke pondok untuk melanjutkan aktivitas seperti biasa.
Guna mencegah kesalahpahaman lebih lanjut, kasus ini diselesaikan secara damai melalui mekanisme restorative justice di Kantor Desa Punggur Kecil pada Rabu, 10 September 2025. Pertemuan mediasi ini dihadiri oleh orang tua kedua santri, pengurus pondok, Kepala Dusun, serta Bhabinkamtibmas. Kedua belah pihak sepakat berdamai dan menandatangani surat pernyataan tanpa adanya tekanan.
Kapolsek Sungai Kakap, Ipda Dollas Zimmi, melalui Kasubsie Penmas Aiptu Ade, menegaskan bahwa kabar viral tersebut tidak benar. “Faktanya, yang terjadi adalah perkelahian antarsantri. Saat ini keduanya sudah berdamai, bahkan sudah kembali berteman dan beraktivitas normal di pondok,” ujarnya, Rabu 16 September 2025.
Aiptu Ade juga mengimbau masyarakat agar lebih cermat dalam menerima informasi. “Kami harap warga tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya. Apabila ada persoalan, sebaiknya langsung dikomunikasikan dengan pihak terkait,” tegasnya. (*)