Sinergi Wujudkan Ketahanan Pangan: Polsek Nanga Mahap dan PT WSP Tanam Jagung Hibrida di Lahan Tidur

Sinergi Polsek Nanga Mahap dan PT WSP, Optimalkan Lahan Tidur untuk Tanam Jagung. Foto ist.

HARIAN KALBAR (SEKADAU) – Dalam upaya mendukung program ketahanan pangan nasional, Polsek Nanga Mahap bersama PT WSP menggelar kegiatan penanaman bibit jagung hibrida di lahan monokultur seluas satu hektar di Dusun Suak Mansi, Desa Tembesuk, Kecamatan Nanga Mahap, Sabtu 12 April 2025.

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB tersebut dipimpin langsung oleh Kapolsek Nanga Mahap, Ipda Andre, bersama para Bintara penggerak ketahanan pangan, dan melibatkan langsung jajaran PT WSP serta masyarakat sekitar.

Bacaan Lainnya

“Ini adalah wujud nyata sinergi antara kepolisian dan sektor swasta dalam mendukung program pemerintah, khususnya dalam mengubah lahan tidur menjadi lahan produktif,” ujar Ipda Andre, Senin 14 April 2025.

Penanaman dilakukan menggunakan metode tugal (TOT), yakni pembuatan lubang tanam secara manual dengan jarak antarbaris 100 cm dan jarak dalam barisan 20 cm. Masing-masing lubang ditanam dua butir benih jagung hibrida. Tali rapia digunakan sebagai alat bantu pemancangan untuk menjaga keseragaman jarak tanam.

Tahapan pemeliharaan juga sudah disiapkan secara sistematis. Di hari ke-5 hingga ke-7 pasca tanam akan dilakukan penyemprotan insektisida Puradan untuk mencegah serangan hama. Kemudian, pada hari ke-10, dilakukan pemupukan NPK guna menunjang pertumbuhan optimal tanaman.

> “Target panen kami berkisar antara 90 hingga 105 hari setelah tanam. Harapannya ini menjadi proyek percontohan yang dapat direplikasi masyarakat sekitar,” tambah Ipda Andre.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah petinggi PT WSP, antara lain Direktur Nurseri Yacub Harimukti, Head CHSE Rikson Rorberto, PIC FDP Ales, serta Koordinator CHSE Rubiyan bersama tim teknis. Mereka juga ikut terjun langsung ke lapangan, menanam bersama aparat dan warga.

PT WSP bahkan telah merencanakan perluasan area tanam ke satu hektar tambahan dengan sistem tumpang sari bersama tanaman kelapa sawit, yang dijadwalkan dimulai dalam pekan ini.

“Melalui kolaborasi ini, kami berharap program ketahanan pangan tidak hanya sukses secara teknis, tetapi juga memberi dampak nyata bagi ekonomi masyarakat dan keberlanjutan lingkungan,” tutup Andre. (*)