HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama pemerintah pusat menggelar Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Darurat Bencana Asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, Jumat 1 Agustus 2025. Rapat ini dipimpin langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dan dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara serta unsur TNI-Polri, kepala daerah, relawan, dan akademisi.
Dalam sambutannya, Gubernur Kalbar Ria Norsan menegaskan bahwa provinsinya kini berada di tengah musim kemarau panjang akibat pengaruh El Nino. Sejak 17 April lalu, status Siaga Darurat Bencana Asap telah diberlakukan hingga 31 Oktober 2025. Satgas Penanganan Bencana pun telah dibentuk, namun tantangan tetap besar, termasuk perubahan cuaca ekstrem dan aktivitas pembukaan lahan dengan cara membakar.
“Kita harus menjadikan pertemuan ini sebagai momen sinergi nyata. Jangan hanya bicara, tetapi bertindak. Kesadaran bersama untuk tidak membakar hutan dan lahan adalah kunci utama,” tegas Norsan.
Menteri Lingkungan Hidup menyoroti pentingnya langkah pencegahan, penegakan hukum, dan pemulihan lingkungan. Ia menyebut bahwa empat perusahaan di Kalbar telah disegel karena pelanggaran terkait Karhutla. Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa hingga 31 Juli, luas lahan yang terbakar di Kalbar telah mencapai 1.149 hektare. Sebagai respons, BNPB menyiagakan helikopter patroli, armada water bombing, serta memperkuat operasi modifikasi cuaca (OMC).
Kepala BMKG, Prof. Dwikorita Karnawati, menyarankan OMC terus diperluas hingga awal Agustus dengan dukungan setidaknya dua pesawat tambahan, mengingat cakupan wilayah Kalbar yang luas. Dukungan serupa juga disampaikan Pangdam XII/Tanjungpura dan Wakapolda Kalbar, yang menekankan pentingnya patroli terpadu, penegakan hukum tanpa kompromi, serta pembangunan embung dan kanal untuk mendukung pembasahan lahan.
Rapat juga mencatat berbagai kendala di lapangan, termasuk sulitnya akses ke titik api dan masih adanya praktik pembakaran lahan oleh masyarakat maupun korporasi. Meski begitu, kegiatan yang berlangsung hingga sore hari ini menghasilkan komitmen bersama dari semua pihak untuk memperkuat koordinasi dan aksi nyata di lapangan demi mencegah terulangnya bencana asap di Kalbar. (*)