Skema Tanazul Diambil untuk Kurangi Kepadatan Mina, Menag Optimistis Haji 2025 Berjalan Lancar

Menteri Agama RI optimistis penyelenggaraan haji 2025 akan berlangsung sukses. Foto ist.

HARIAN KALBAR (JAKARTA) – Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menyatakan optimisme tinggi terhadap kelancaran penyelenggaraan ibadah haji 2025. Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah skema tanazul, guna mengurai kepadatan di kawasan Mina dan meningkatkan kenyamanan jemaah saat menjalani puncak ibadah.

Skema tanazul ini memungkinkan jemaah tertentu untuk tidak menginap di tenda Mina, melainkan kembali ke hotel mereka yang terletak di sekitar area Jamarat (tempat lontar jumrah) setelah tengah malam.

Bacaan Lainnya

“Jumlah jemaah yang akan mengikuti skema tanazul diperkirakan mencapai 30 ribu orang. Hotel tempat mereka menginap bahkan lebih dekat ke Jamarat dibandingkan tenda-tenda di Mina. Ini adalah ikhtiar agar ibadah lebih nyaman dan lancar,” ujar Menag dalam konferensi pers usai **Sidang Isbat Awal Zulhijjah, Senin 27 Mei 2025 di Jakarta.

Menag Nasaruddin juga menyampaikan bahwa hingga hari ke-27 masa operasional haji, pelaksanaan berjalan lancar dan terkendali. Beberapa kendala kecil di lapangan, seperti terpisahnya jemaah dalam kelompok keluarga (suami-istri atau orang tua-anak), telah diatasi dengan sigap oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

“Kami bersyukur bisa mengakomodasi jemaah agar tetap bersama keluarga, terutama bagi lansia dan penyandang disabilitas,” tambahnya.

Hingga saat ini, proses keberangkatan jemaah dari Indonesia juga berjalan tertib dan efisien. Menag memastikan bahwa seluruh jemaah reguler akan diberangkatkan tepat waktu, dengan kloter terakhir dijadwalkan berangkat pada 30 Mei 2025.

Dalam kesempatan yang sama, Menag juga mengungkapkan rencana pemerintah untuk menata ulang tata kelola DAM (denda) haji, termasuk kemungkinan melakukan pemotongan hewan DAM di Indonesia.

“MUI tidak melarang pemotongan DAM dilakukan di tanah air, selama ada penjelasan syar’i terkait ilat-nya (sebab hukumnya). Ini sedang kami kaji,” jelas Nasaruddin.

Menurutnya, jika pemotongan dilakukan di Indonesia, maka dampaknya akan sangat besar bagi ekonomi lokal, terutama bagi peternak dan masyarakat penerima manfaat.

“Bayangkan jika 220 ribu kambing dipotong di Indonesia, ini akan sangat memberdayakan sektor peternakan kita. Tapi tentu, semua tetap harus sesuai dengan syariah,” tegasnya.

Menutup keterangannya, Menag mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus mendoakan jemaah haji agar ibadahnya diterima dan diberi keselamatan hingga kembali ke tanah air.

“Walaupun biaya haji tahun ini turun, kualitas pelayanan justru meningkat. Kami sudah berusaha maksimal, sisanya kita serahkan kepada Allah SWT,” pungkasnya. (*)