Ketua MUI: Kurban Wujud Kesalehan Sosial, Idul Adha Jatuh pada 6 Juni 2025

Ketua MUI, Abdullah Jaidi. Foto ist.

HARIAN KALBAR (JAKARTA) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Abdullah Jaidi, menegaskan pentingnya ibadah kurban sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah sekaligus manifestasi nyata dari kesalehan sosial. Ibadah ini, kata dia, memiliki dampak langsung terhadap masyarakat, khususnya kaum fakir dan miskin.

“Bagi kaum muslimin yang mampu, jangan lewatkan kesempatan berkurban pada 10, 11, 12, dan 13 Zulhijah. Kurban bukan hanya ibadah personal, tapi juga bentuk kepedulian sosial,” ujar Abdullah Jaidi dalam konferensi pers usai sidang isbat penetapan awal Zulhijah di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin 26 Mei 2025.

Bacaan Lainnya

Ia juga mengajak umat Islam menyambut Hari Raya Idul Adha dengan penuh rasa syukur melalui berbagai amalan sunnah, seperti puasa Arafah bagi yang tidak sedang berhaji.

“Puasa Arafah pada 9 Zulhijah—yang tahun ini jatuh pada hari Kamis—sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW karena memiliki keutamaan besar dalam menghapus dosa,” jelasnya.

Abdullah menambahkan, ibadah kurban adalah bagian dari syiar Islam yang harus terus dijaga sebagai wujud penghormatan terhadap ajaran agama.

“Barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka itu tanda ketakwaan hati. Salah satu syiar itu adalah berkurban di Hari Raya Idul Adha,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, ia mengonfirmasi bahwa Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah akan jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Penetapan ini berdasarkan hasil sidang isbat yang melibatkan Kementerian Agama, ormas Islam, dan para pakar falak.

“Alhamdulillah, sidang isbat menetapkan 1 Zulhijah jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Maka, 10 Zulhijah atau Hari Raya Idul Adha akan kita rayakan bersama pada Jumat, 6 Juni 2025,” ungkapnya.

Abdullah Jaidi juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Agama atas keterbukaan dan sinergi dalam proses penetapan hari besar Islam.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kemenag yang selalu memberi ruang bagi MUI dan elemen umat Islam lainnya untuk terlibat dalam proses ini,” pungkasnya. (*)