HARIAN KALBAR (JAKARTA) — Tahapan krusial dalam persiapan Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 2025 resmi dituntaskan. Proses verifikasi calon Ketua Umum dan Ketua Dewan Kehormatan (DK) telah rampung, dan hasilnya: dua nama untuk masing-masing posisi dipastikan lolos dan siap bertarung dalam kongres yang akan digelar di Cikarang, Bekasi, pada 29–30 Agustus 2025.
Ketua Tim Penjaringan, Zulkifli Gani Ottoh—akrab disapa Zugito—menyatakan seluruh dokumen pencalonan telah diperiksa secara menyeluruh dan cermat oleh tim. “Setelah diverifikasi, dua calon ketua umum dan dua calon ketua DK memenuhi syarat dan resmi sebagai calon Kongres Persatuan PWI 2025,” ungkapnya di Sekretariat Panitia Kongres, Hall Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa 26 Agustus 2025.
Persaingan menuju kursi tertinggi organisasi wartawan tertua di Indonesia ini dipastikan berlangsung ketat. Akhmad Munir, yang sebelumnya mengklaim didukung 17 provinsi, akhirnya hanya mengantongi 15 dukungan sah setelah dukungan dari Riau dan Banten dinyatakan tidak valid. Riau dinyatakan gugur karena surat dukungan tak bermaterai, sementara Banten karena terjadi dukungan ganda.
Di sisi lain, Hendry Ch Bangun mengajukan 14 dukungan, namun satu dinyatakan ganda sehingga total sah menjadi 13. Meski begitu, Hendry membawa tambahan tujuh dukungan dalam bentuk PDF yang belum dikirim fisiknya. Jika dihitung total, Hendry kini diperkirakan telah mengantongi dukungan dari 21 provinsi—setara estimasi 49 suara dari total 87 yang akan diperebutkan dalam kongres.
Persaingan juga tak kalah seru di posisi Ketua Dewan Kehormatan. Atal S. Depari yang semula mencatat 15 dukungan, sah 13. Sementara rivalnya, Sihono HT—yang satu barisan dengan Hendry—juga mencatatkan dukungan sah dari 13 provinsi. Kedua pasangan, baik Hendry–Sihono maupun Munir–Atal, telah melampaui ambang batas minimum dukungan dari delapan provinsi dan resmi berlaga di panggung kongres.
Tak hanya soal verifikasi, Tim Penjaringan juga membahas penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh calon, panitia kongres, dan para ketua PWI provinsi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga marwah organisasi dan menjunjung tinggi etika dalam proses pemilihan.
“InsyaAllah semuanya berjalan lancar. Beberapa hari lagi, kita akan punya ketua umum baru PWI Pusat 2025–2030,” ucap Zugito sembari tersenyum optimistis. Ia menekankan bahwa kongres ini bukan sekadar ajang pemilihan, melainkan momentum untuk memperkuat kembali semangat persatuan di tubuh organisasi.
“Setelah kongres, seluruh anggota PWI harus kembali bersatu demi kemajuan organisasi. Itulah esensi sebenarnya dari kongres ini,” tegasnya menutup pernyataan. (*)