HARIAN KALBAR (KUCHING) – Menjelang akhir masa tugasnya, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Kuching, Raden Sigit Witjaksono, menyerukan agar penerusnya melanjutkan berbagai inisiatif strategis yang telah dirintis demi memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di Kalimantan, Sarawak, dan kawasan Borneo secara luas.
“Kami berharap Konsul Jenderal berikutnya bisa melangkah lebih jauh dari apa yang telah kami mulai. Jalan sudah kami buka—harapannya, masyarakat di Kalimantan dan Sarawak bisa terus merasakan manfaat dari hubungan yang makin erat ini,” ujar Raden Sigit dalam acara Diseminasi Capaian Diplomasi Indonesia di Sarawak 2022–2025 yang digelar di KJRI Kuching, Jumat malam 25 April 2025.

Acara tersebut juga menjadi momen perpisahan resmi menjelang berakhirnya masa jabatan Raden Sigit pada 30 April 2025.
Sebelumnya pada hari yang sama, Raden Sigit telah melakukan kunjungan kehormatan perpisahan kepada Premier Sarawak, Datuk Patinggi Tan Sri Abang Johari Tun Openg, di Wisma Bapa Malaysia. Dalam pertemuan itu, ia menekankan pentingnya konektivitas antarwilayah, termasuk rencana membuka jalur dari Kalimantan Barat ke Sarawak serta potensi rute langsung ke Kalimantan Timur.
“Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur akan menjadi katalisator kerja sama regional. Bukan hanya Kalimantan dan Sarawak yang akan diuntungkan, tetapi juga wilayah seperti Sabah dan bahkan Brunei Darussalam,” paparnya.
Menyinggung komitmen untuk memperkuat kerja sama lintas sektor Sigit menyatakan, selama tiga tahun masa tugasnya, ia mencatat peningkatan signifikan dalam hubungan bilateral, terutama di bidang ekonomi, sosial budaya, ketenagakerjaan, dan perlindungan WNI.
“Premier bahkan sempat berujar, ‘Tidak terasa kok sudah selesai saja Pak, masa tugasnya,’” kisahnya dengan senyum.
Dalam pertemuan itu Premier Sarawak disebut di sektor energi juga telah membuka peluang peningkatan suplai listrik dari Sarawak ke Kalimantan Barat, dari 100 megawatt menjadi 150 megawatt. Selain itu, Sarawak Energy Berhad juga tercatat memiliki kontribusi 25 persen dalam proyek PLTA Mentarang Induk di Kalimantan Utara, yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2023.
“Sarawak juga sangat maju dalam pengembangan energi hijau seperti hidrogen. Ini bisa menjadi potensi kerja sama baru, apalagi seiring pembangunan IKN,” tambah Raden.
Disisi lain, isu konektivitas menjadi sorotan lain. Menurut Sigit, pihak Sarawak sangat berharap dibukanya kembali penerbangan internasional antara Bandara Supadio Pontianak dan Kuching. “Kalau lewat darat memakan waktu 7–8 jam. Warga Sarawak sangat antusias untuk berwisata kuliner ke Pontianak,” ujarnya.
Tak hanya itu, Premier juga menyuarakan keinginan untuk membuka rute Kuching–Balikpapan demi memperkuat konektivitas langsung ke IKN.
Kemudian disektor kesehatan dan pendidikan juga tak luput dari perhatian. Banyak warga Kalbar memanfaatkan layanan kesehatan di Sarawak. “Kerja sama ini berpotensi diperluas ke Kalimantan Timur untuk mendukung kebutuhan IKN,” jelasnya.
Dalam hal lain, Sigit Raden menekankan pentingnya penanganan isu kewarganegaraan bagi WNI di perbatasan. “Status kewarganegaraan yang jelas sangat penting untuk memastikan akses pendidikan dan layanan kesehatan. Tanpa itu, kehidupan mereka penuh tantangan,” tegasnya.
Terkait pergantian Konjen RI Kuching, Sigit menyebut proses pengangkatan pejabat baru masih menunggu Keputusan Presiden dan persetujuan pemerintah Malaysia. “Biasanya dua sampai tiga bulan. Idealnya, Konjen baru sudah hadir sebelum 17 Agustus 2025 ini,” tuturnya.
Sementara menunggu, jabatan Konjen akan diisi pejabat senior KJRI, Musa yang kini menjabat Kepala Konsuler.
Meski akan kembali ke Jakarta, Sigit menegaskan dirinya tetap akan mendukung upaya melanjutkan kerja sama Indonesia–Sarawak.
“Hubungan ini sangat positif, mulai dari kepala negara, perdana menteri, para menteri, sampai wali kota. Ini adalah modal besar. Saya akan tetap memberi masukan untuk Konjen baru agar hubungan ini terus tumbuh,” ujarnya.
Ia juga menyambut baik rencana penyelenggaraan Borneo Games pada September 2025 sebagai momentum mempererat persahabatan masyarakat se-Kalimantan. “Semoga dalam kegiatan ini Kalbar dan Kaltim bisa ikut berpartisipasi,” pungkasnya. (Sy)