HARIAN KALBAR (KUBU RAYA) – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya tengah menghadapi krisis serius akibat minimnya jumlah tenaga pengajar. Bupati Kubu Raya, Sujiwo, menyampaikan bahwa kekurangan guru di daerahnya sudah pada tahap yang mengkhawatirkan, terlebih karena banyak guru yang telah memasuki masa pensiun.
“Kondisi guru kita saat ini memang masih sangat kurang. Apalagi banyak yang sudah pensiun dan sebagainya. Ini menjadi perhatian serius,” ujarnya, Selasa 15 Juli 2025 sore.
Dalam waktu dekat, Pemkab Kubu Raya akan menggelar rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan untuk merumuskan langkah konkret agar krisis ini tidak sampai melumpuhkan proses belajar-mengajar di sekolah-sekolah.
Masalah tak berhenti di sana. Sujiwo juga menyoroti keterbatasan anggaran, terutama dalam penggunaan dana BOS yang hanya dapat digunakan 20 persen untuk kebutuhan tertentu. Kondisi ini ikut berdampak pada kesejahteraan guru honorer, yang sebagian besar hanya menerima honor bulanan antara Rp150.000 hingga Rp200.000.
“Guru-guru honorer semangatnya luar biasa, tapi kita juga prihatin karena ada yang hanya menerima Rp150.000 atau Rp200.000. Ini tentu sangat memprihatinkan,” ungkap Sujiwo.
Sebagai pimpinan daerah, ia menegaskan komitmennya untuk mencari solusi yang tidak sekadar tambal sulam. Pemerintah daerah, kata Sujiwo, akan berupaya maksimal agar rasio guru di Kubu Raya segera menjadi proporsional, terutama di tingkat SD dan SMP.
“Saya berkomitmen mencari solusi agar ke depannya jumlah guru di Kubu Raya benar-benar ideal, baik untuk SD maupun SMP,” tutupnya. (*)