HARIAN KALBAR (KUBU RAYA) – Bupati Kubu Raya, Sujiwo, menyebutkan dalam lima tahun terakhir, Kabupaten Kubu Raya mengalami kemerosotan yang sangat signifikan dalam hasil pertanian pangan, terutama tanaman padi. Padahal, menurutnya, Kabupaten Kubu Raya pernah menjadi penghasil padi terbesar kedua di Kalimantan Barat setelah Kabupaten Sambas. Oleh karena itu, Sujiwo sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak, baik itu petani, pemerintah, TNI-Polri, dan pihak swasta, untuk mendukung kembali Kubu Raya agar bisa menjadi lumbung padi di Kalbar.
“Panen Raya serempak 14 provinsi se-Indonesia bersama Presiden melalui zoom, yang kita pusatkan di areal persawahan di Desa Parit Baru, Kecamatan Sungai Raya, Kubu Raya, ini menjadi spirit bagi kita semua untuk mengembalikan kejayaan Kubu Raya, yang pernah menjadi runner-up penghasil padi terbesar di Kalbar,” kata Sujiwo usai menghadiri panen raya serempak bersama Forkopinda dan para petani dari Kelompok Tani Mandiri Abdi di Kubu Raya, Senin, 7 April 2025.
Sujiwo mengatakan, kemerosotan hasil padi yang dialami Kubu Raya disebabkan oleh penyempitan lahan-lahan sawah padi. “Tentunya ini menjadi tantangan bagi saya, bersama teman-teman DPRD serta OPD terkait, untuk bagaimana ke depannya kami dapat mengembalikan kejayaan tersebut, paling tidak agar kemerosotan lahan pangan tanaman padi tidak terus berlanjut,” ujarnya.
“Pak Presiden mempunyai impian yang cukup besar, bahkan tadi telah dijelaskan oleh Menteri Pertanian RI bahwa saat ini kita sudah surplus. Namun, di sisi lain, kita di Kubu Raya mengalami kemerosotan. Ini menjadi tantangan bagi saya sebagai kepala daerah, dan saya memerlukan dukungan dari Forkopinda dan teman-teman DPRD,” sambut Bupati Kubu Raya.
Menurutnya, untuk mewujudkan hal itu, perlu adanya perhatian dan atensi yang total kepada masyarakat petani, khususnya petani padi, mulai dari kemudahan dan ketersediaan pupuk, benih, nilai ekonomis, alat dan mesin pertanian (Alsintan), serta upaya untuk mempertahankan ratusan hektar lahan yang sudah ada, dan lain sebagainya.
“Dengan perhatian ini, terutama agar padi yang dijual memiliki nilai ekonomis yang memadai bagi para petani, saya yakin para petani padi tidak akan menjual atau mengalihfungsikan lahannya, seperti beralih menanam sawit atau menjual untuk pembangunan properti. Sekarang sudah ada keputusan Presiden mengenai harga gabah Rp 6.500 per kilogram serta harga pupuk yang terjangkau. Maka, kami berharap ini akan merangsang para petani untuk terus meningkatkan hasil padinya,” papar Sujiwo.
Tidak hanya itu, ujar Sujiwo, Pemerintah Daerah Kubu Raya juga akan menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk peningkatan hasil padi. Pemerintah akan menyediakan tenaga penyuluh, ketersediaan benih, pupuk, Alsintan, pestisida, penyiapan lahan, dan sebagainya.
“Saya juga bersama pihak terkait akan berusaha semaksimal mungkin menata kembali agar ada kepastian bagi para petani untuk dapat melaksanakan pekerjaan pertanian dengan benar-benar ada jaminan peningkatan ekonomi dan masa depan yang lebih baik,” pungkas Sujiwo. (Sy)