Ancaman Asap Karhutla Meningkat, Sekolah di Kubu Raya Diminta Kurangi Aktivitas Luar Ruangan

Kemarau Panjang Picu Karhutla, Kubu Raya Ditetapkan Tanggap Darurat. Foto ist.

HARIAN KALBAR (KUBU RAYA) – Meski ancaman kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai terasa di sejumlah wilayah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya belum memberlakukan sistem belajar dari rumah. Aktivitas belajar mengajar masih berjalan normal, namun sekolah-sekolah diimbau untuk sementara tidak memberikan tambahan jam pelajaran atau kegiatan di luar jam sekolah.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya, Sy. M. Firdaus, menyampaikan bahwa situasi saat ini masih dianggap terkendali. Meski status bencana telah dinaikkan dari siaga darurat menjadi tanggap darurat, belum ada kondisi ekstrem yang memaksa seluruh aktivitas pendidikan dihentikan.

Bacaan Lainnya

“Belum diberlakukan belajar dari rumah karena kondisi berbahaya belum menyeluruh sepanjang hari. Namun kami minta sekolah menahan diri untuk tidak mengadakan kegiatan tambahan atau aktivitas di luar sekolah,” ujarnya saat dihubungi Kamis 31 Juli 2025.

Firdaus juga menegaskan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan mengirimkan surat edaran kepada seluruh sekolah agar mewajibkan penggunaan masker dan membatasi aktivitas luar ruangan siswa.

“Kita dorong sekolah untuk mengurangi kegiatan belajar di luar ruangan, dan masker wajib digunakan, demi menjaga kesehatan anak-anak kita,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Kubu Raya, H. Sujiwo, dalam Apel Siaga Karhutla pada Rabu 30 Juli 2025 menyampaikan bahwa kondisi Karhutla di wilayahnya masih relatif terkendali dibanding daerah lain. Namun, posisi Kubu Raya yang strategis dan memiliki objek vital nasional seperti Bandara Supadio membuat daerah ini menjadi perhatian khusus.

Ia mengapresiasi penuh dukungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang turut mengirimkan bantuan melalui operasi modifikasi cuaca dan armada water bombing.

“Dengan status tanggap darurat, kami yakin dukungan BNPB akan semakin besar. Ini penting untuk menekan risiko sebelum api meluas,” kata Sujiwo.

Bupati juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dini dan komitmennya untuk terus memantau langsung kondisi di lapangan bersama tim. Ia menyampaikan penghargaan kepada para petugas yang bekerja siang dan malam dalam penanganan Karhutla.

“Jangan tunggu api membesar baru kita bertindak. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk bergerak cepat,” pungkasnya. (*)