Yayasan Adinda Karunia Ilahi: Hasil Sementara Aman, Dugaan Keracunan di SD 12 Perlu Ditelaah Ulang

Pengelola Yayasan Adinda Karunia Ilahi, Hafni Maulana. Foto Ilham.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Menanggapi isu dugaan keracunan makanan di SD Negeri 12 Ketapang, pengelola Yayasan Adinda Karunia Ilahi, Hafni Maulana angkat bicara dan menegaskan bahwa hasil uji laboratorium sementara menunjukkan sampel makanan dalam kondisi aman.

Yayasan yang bekerja sama dengan Dapur Kita di Kecamatan Benua Kayong ini menjelaskan bahwa dari 3.474 siswa penerima manfaat di 20 sekolah, hanya SD 12 yang dilaporkan mengalami gejala mual. Lebih lanjut, ia mempertanyakan kejanggalan laporan yang menyebutkan satu guru turut terdampak, padahal jatah makanan hanya diperuntukkan bagi siswa.

Bacaan Lainnya

“Kalau benar makanan itu berbahaya, mengapa hanya satu sekolah yang terdampak? Semua sekolah menerima dari dapur yang sama, bahan dan alat masaknya pun serupa. Ini yang perlu diklarifikasi bersama,” ungkap Maulana di Pontianak, Rabu 24 September 2025.

Menu makanan yang disajikan saat kejadian terdiri dari ikan fillet, sayur, dan nasi, disusun oleh ahli gizi sesuai standar kalori dan kebutuhan gizi anak. Hasil pengujian awal dari sampel yang diambil langsung dari dapur dan sekolah menunjukkan tidak ada kandungan berbahaya. Namun, pihak yayasan tetap menunggu surat resmi dari Dinas Kesehatan dan BPOM untuk memperkuat temuan ini.

Maulana juga menyayangkan narasi yang terlanjur berkembang di masyarakat dan media sebelum hasil laboratorium diumumkan secara resmi. Ia menilai penyebaran opini prematur justru dapat mencoreng program nasional makan bergizi gratis (MBG) yang saat ini masih dalam tahap awal pelaksanaan.

“Kami tidak anti-kritik, tapi jangan sampai ada upaya mendiskreditkan program yang jelas-jelas membantu siswa dan keluarga. Evaluasi tetap kami lakukan, dan sebagai bentuk tanggung jawab, dapur mitra kami nonaktifkan sementara hingga investigasi tuntas,” tegasnya.

Hingga kini, sebagian besar siswa yang sempat mendapat perawatan telah kembali pulih. Hanya tiga siswa yang masih dalam pendampingan, dan kondisinya terus membaik. Masyarakat diimbau untuk tidak berspekulasi dan menunggu hasil resmi agar tidak menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu. (*)