Wakil Wali Kota Pontianak Ajak Warga Giat Gotong Royong Bersihkan Drainase untuk Cegah Genangan Air

Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan bersama warga gotong royong membersihkan lingkungan di Jalan Selat Panjang 2 Pontianak Utara. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Semangat gotong royong terus digelorakan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak sebagai bagian dari solusi mengatasi persoalan lingkungan. Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, turun langsung memimpin kegiatan kerja bakti di kawasan Jalan Selat Panjang 2, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Minggu 22 Juni 2025.

Aksi bersih-bersih drainase dan parit ini merupakan bagian dari upaya serius Pemkot Pontianak dalam menangani genangan air yang kerap terjadi saat musim hujan dan air pasang. Bahasan mengapresiasi keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan ini.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan ini bukan seremonial, tapi upaya nyata bersama masyarakat untuk mengurangi genangan, khususnya di Jalan Selat Panjang. Banyak saluran air yang tersumbat oleh lumpur dan rumput. Ini harus kita benahi bersama,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas lapisan, mulai dari warga, RT/RW, lurah hingga camat. Menurutnya, saluran yang tersumbat atau tidak tersambung dengan baik harus segera dilaporkan agar dapat ditindaklanjuti oleh dinas terkait.

“Kita tidak bisa andalkan pemerintah saja. Kalau ada saluran tersumbat, segera lapor. Kami siap bantu kirim alat berat dan personel,” tegasnya.

Bahasan juga mengingatkan bahwa menjaga kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Ia menyebut nilai-nilai menjaga kebersihan diajarkan di semua agama, dan menjadi cerminan karakter masyarakat.

“Lingkungan yang bersih akan menciptakan hati yang bersih juga. Ini bukan sekadar slogan, tapi budaya yang harus terus kita hidupkan,” katanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program jangka panjang yang selaras dengan visi-misi 25 program prioritas Pemkot Pontianak yang diusung sejak masa kampanye 2024 lalu. Bahasan berharap budaya gotong royong bisa terus digalakkan, terutama dengan dukungan dari sekitar 3.200 RT dan RW yang tersebar di seluruh Kota Pontianak.

“Kalau setiap ada genangan langsung teriak ‘banjir’, itu bisa memberi kesan negatif. Padahal kita bisa cegah sejak dini dengan merawat saluran air. Ini tugas kita semua,” ucapnya.

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan gotong royong dan kerja bakti sebagai gerakan kolektif, bukan hanya reaksi terhadap bencana. Dengan langkah konkret ini, ia yakin Pontianak bisa menjadi kota yang bersih, sehat, dan bebas dari genangan air. (*)