HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Semangat literasi kembali digaungkan di Kota Pontianak melalui Sayembara Cerpen Cerita Kota Kita Vol. 2, yang menjadi bagian dari gelaran PontiLite Fest 2025: Pesta Kata Bumi Khatulistiwa. Lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Pontianak bersama komunitas Pontinesia ini membuka ruang bagi pelajar dan mahasiswa se-Kalimantan Barat untuk mengekspresikan cerita mereka melalui karya sastra yang sarat dengan nuansa lokal.
Kepala Disperpusip Kota Pontianak, Rendrayani, menegaskan bahwa sayembara ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendorong lahirnya karya-karya sastra yang berakar pada identitas budaya daerah. “Cerpen yang dikirimkan diharapkan mampu memotret dinamika lokal dengan kekuatan bahasa yang khas. Ini adalah upaya memperkaya khazanah literasi kita dan mewariskan kisah-kisah bermakna lintas generasi,” ujarnya pada Selasa 26 Agustsu 2025.
Tak sekadar berlomba, para pemenang dan penulis terpilih akan mendapat kesempatan untuk melihat karyanya dibukukan dalam antologi Cerita Kota Kita Vol. 2. Menurut Rendrayani, penerbitan antologi ini menjadi bentuk konkret agar karya peserta tidak berhenti hanya di meja juri, melainkan hidup sebagai bagian dari literasi publik. Antologi edisi sebelumnya kini telah tersedia di Perpustakaan Kota Pontianak dan juga dalam format digital melalui aplikasi PerpusKite.
“Buku ini adalah bukti bahwa generasi muda kita punya suara yang layak dibaca, dengan kisah yang tumbuh dari lingkungan mereka sendiri,” tambahnya.
Sayembara terbuka bagi pelajar tingkat SMP hingga mahasiswa di Kalimantan Barat. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia sepanjang 800 hingga 2.500 kata, harus orisinal, memuat unsur lokalitas, dan tidak dibuat menggunakan bantuan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI). Peserta bisa mengirimkan karya sekaligus mendaftar secara daring hingga 14 September 2025. Seluruh informasi detail bisa diakses melalui Instagram @disperpusipkotapontianak, @pontinesia, serta situs resmi pontinesia.com.
PontiLite Fest 2025 sendiri dirancang sebagai perayaan literasi yang inklusif dan menyenangkan. Selain sayembara cerpen, festival ini juga menghadirkan berbagai kegiatan menarik seperti lomba Review Buku, Yel-Yel Gemar Membaca, Read Aloud, Mading Literasi, hingga program Sedekah Buku. Semuanya digelar tanpa biaya pendaftaran, untuk mendorong partisipasi masyarakat seluas-luasnya dalam membangun budaya baca yang hidup di Kota Pontianak.
Rendrayani berharap festival ini bisa menjadi momentum penguatan literasi, bukan hanya dalam bentuk membaca, tetapi juga bercerita, berdiskusi, dan berkreasi. “Itulah semangat yang kami bangun. Literasi adalah jantung dari masyarakat yang berpikir, dan lewat PontiLite Fest, kami ingin menyampaikan bahwa literasi bisa digerakkan dengan cara yang menyenangkan,” pungkasnya. (*)