HARIAN KALBAR (DEPOK) – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, dianugerahi penghargaan dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Abdul Mu’ti, atas dedikasi dan kontribusinya dalam mendukung Revitalisasi Bahasa Daerah Tahun 2024.
Penghargaan tersebut diberikan dalam acara Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional 2025, yang digelar di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Depok, pada Senin 26 Mei 2025. Wakil Wali Kota Bahasan hadir langsung menerima penghargaan mewakili Wali Kota Pontianak.
Kota Pontianak dinilai berhasil menjalankan program revitalisasi bahasa daerah secara efektif, inovatif, dan inklusif, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Dalam sambutannya, Bahasan menyampaikan bahwa penghargaan ini adalah bentuk apresiasi atas komitmen bersama menjaga kekayaan budaya lokal, khususnya bahasa ibu yang menjadi bagian dari jati diri masyarakat.
“Alhamdulillah, ini hasil kerja kolektif—dari perangkat daerah, para guru, komunitas budaya, hingga masyarakat. Ini bukan akhir, melainkan pemicu semangat untuk terus memperkuat identitas lokal di tengah arus globalisasi,” ujar Bahasan.
Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pemkot Pontianak telah meluncurkan berbagai program pelestarian bahasa daerah, antara lain yaitu Pelatihan guru muatan lokal, Pengembangan kurikulum bahasa daerah untuk sekolah dasar dan Lomba berbahasa daerah bagi pelajar dan komunitas budaya.
Upaya ini tidak hanya bertujuan mempertahankan eksistensi bahasa daerah, tetapi juga untuk membangun rasa bangga generasi muda terhadap identitas budaya mereka.
“Bahasa daerah bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga media pewarisan nilai-nilai, sejarah, dan filosofi hidup masyarakat,” tambahnya.
Bahasan menegaskan bahwa ke depan, program pelestarian budaya tidak boleh bersifat seremonial semata. Pemkot Pontianak berkomitmen untuk memperluas jangkauan program berbasis data dan riset, agar pelestarian bahasa daerah dapat berjalan berkelanjutan dan adaptif terhadap zaman.
“Pelestarian budaya adalah investasi jangka panjang. Kita ingin Pontianak menjadi kota yang maju, tanpa melupakan akar budayanya,” pungkas Bahasan. (*)