Pontianak Masuk 10 Besar Daya Saing Daerah Indonesia, Optimisme Meningkat di Tahun 2024

Wali Kota Pontianak, Edi Kamtono. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Daya saing Kota Pontianak berhasil menempati posisi 10 besar dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, sebuah pencapaian yang membanggakan. Di Pulau Kalimantan, Pontianak hanya kalah sedikit dari Banjarmasin. Kota Khatulistiwa ini meraih skor 4,18, sementara Banjarmasin memperoleh nilai 4,27.

Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) 2024, yang dirilis oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menunjukkan hasil yang positif bagi Pontianak. Skor IDSD ini memiliki rentang dari nol hingga lima.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulilah, daya saing Pontianak terus meningkat. Tahun 2023 lalu skornya 3,79, dan kini menjadi 4,18 di tahun 2024,” ujar Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, Minggu 16 Maret 2025.

Edi menjelaskan, IDSD dirilis untuk mencerminkan tingkat produktivitas daerah melalui 12 pilar daya saing. Untuk tahun 2024, nilai Pontianak pada 12 pilar tersebut yaitu Pilar Institusi (4,57), Pilar Infrastruktur (2,95), Adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) (4,90), Stabilitas Ekonomi Makro (3,92), Kesehatan (4,08), Keterampilan (3,86), Pasar Produk (5), Pasar Tenaga Kerja (4,35), Sistem Keuangan (4,61), Ukuran Pasar (4,55), Dinamisme Bisnis (3,59) dan Kapabilitas Inovasi (3,82)

“Ada beberapa pilar yang mengalami penurunan nilai, tetapi tidak terlalu signifikan. Meskipun demikian, hal tersebut tetap menjadi perhatian kami ke depan. Di sisi lain, beberapa pilar menunjukkan peningkatan yang signifikan, seperti pilar pasar, yang semuanya naik, bahkan pilar pasar produk kami mencapai nilai maksimal,” ujar Edi.

Wali Kota Pontianak ini juga menambahkan bahwa IDSD 2024 akan menjadi acuan dalam merancang kebijakan pembangunan kota. Dengan posisi 14 se-Indonesia, Edi merasa optimis bahwa pondasi pembangunan yang dibangun selama masa kepemimpinan periode pertama akan semakin memperkuat daya saing kota. Ia berharap, ke depan Pontianak dapat masuk dalam jajaran kota dengan daya saing tertinggi di Indonesia.

Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Riset dan Inovasi BRIN, Boediastoeti Ontowirjo, menjelaskan bahwa metodologi IDSD 2024 telah disempurnakan agar lebih mencerminkan kebutuhan daerah.

“Kami memastikan bahwa setiap indikator dalam IDSD selaras dengan target RPJMN 2025-2029, serta program prioritas nasional seperti hilirisasi industri, swasembada pangan dan energi, serta penciptaan lapangan kerja,” ujar Boediastoeti.

BRIN meluncurkan Indeks Daya Saing Daerah 2024 sebagai instrumen strategis dalam mendukung kebijakan pembangunan berbasis bukti atau evidence-based policy. Penyusunannya mengacu pada Global Competitiveness Index (GCI) 2019 yang dikembangkan oleh World Economic Forum (WEF), dan mencakup empat komponen utama: lingkungan penguat, sumber daya manusia (SDM), pasar, dan ekosistem inovasi. (*)