HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan kondusif bagi seluruh warga. Melalui pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Premanisme, langkah strategis ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah daerah dan aparat penegak hukum dalam menekan praktik premanisme di berbagai lini kehidupan masyarakat.
Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, saat menghadiri Dialog Interaktif bertema “Bersama Mendukung Kota Pontianak yang Toleran, Harmonis dan Bersahabat” yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Pontianak di Aula Kantor Camat Pontianak Timur, Kamis 6 November 2025.
Bahasan menegaskan, aksi premanisme dalam bentuk apa pun—baik pemalakan, ancaman, maupun intimidasi—tidak bisa ditoleransi karena dapat mengganggu kenyamanan masyarakat dan menghambat iklim usaha. “Pembentukan Satgas ini bukan hanya penegasan komitmen hukum, tetapi juga upaya menjaga ketenteraman sosial agar masyarakat merasa aman dan nyaman beraktivitas,” ujarnya.
Ia menjelaskan, keberhasilan menjaga keamanan tidak bisa hanya bergantung pada aparat penegak hukum, tetapi juga membutuhkan dukungan aktif masyarakat. Pemerintah, kata Bahasan, memandang warga sebagai mitra strategis dalam membangun Pontianak yang aman sekaligus berdaya saing.
“Kami berharap masyarakat bisa bersinergi dengan pemerintah dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan dan ketertiban. Kamtibmas bukan hanya tanggung jawab polisi, tetapi tanggung jawab kita semua,” tegasnya.
Melalui dialog interaktif ini, Pemkot Pontianak berupaya memperkuat kolaborasi antara Satgas, tokoh masyarakat, tokoh agama, pelaku usaha, dan seluruh elemen warga. Selain menjadi wadah komunikasi dan penyampaian aspirasi, kegiatan tersebut juga diharapkan mampu mendeteksi dini potensi gangguan keamanan di lingkungan masyarakat.
Bahasan juga menyoroti pentingnya penguasaan keterampilan digital di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Ia menilai, tantangan ke depan semakin kompleks, sehingga masyarakat perlu beradaptasi agar tetap relevan dalam persaingan ekonomi digital.
“Mari kita manfaatkan dialog ini sebagai ruang untuk bertukar pikiran, menyampaikan masukan, dan merumuskan solusi bersama demi mewujudkan Pontianak yang lebih baik, aman, dan sejahtera,” tutupnya. (*)


