HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perkumpulan Pertambangan dan Industri Silika Indonesia (Pertamisi) Kalimantan Barat periode 2025–2030 resmi dilantik oleh Ketua DPP Pertamisi, Raden Sukhyar, Kamis 10 Juli 2025 di salah satu hotel di Pontianak.
Ketua DPW Pertamisi Kalbar, Rolando Sibarani, menyebut Kalbar memiliki potensi besar dalam pengembangan industri pasir silika. Dengan permintaan pasar yang terus meningkat, industri ini dinilai mampu menyerap tenaga kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Silika menjadi bahan baku penting untuk semikonduktor, panel surya, dan produk kaca. Cadangannya di Indonesia mencapai 330 juta ton, dan Kalbar menyimpan potensi luar biasa,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembentukan Pertamisi Kalbar bertujuan meningkatkan profesionalisme pelaku usaha tambang dan menciptakan iklim usaha yang sehat, kompetitif, serta ramah investasi. Pertamisi juga mendorong pengembangan industri hilir agar silika tak hanya diekspor dalam bentuk mentah, tetapi diolah menjadi produk bernilai tambah.
Sementara itu, mewakili Gubernur Kalbar, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kalbar, Drs. Ignasius IK, menyambut baik kehadiran Pertamisi. Ia berharap organisasi ini menjadi mitra strategis dalam menata industri silika di Kalbar.
Berdasarkan data Badan Geologi, Kalbar memiliki cadangan pasir kuarsa sebesar 2.063 juta ton yang tersebar di hampir seluruh kabupaten. Hingga Mei 2025, terdapat 149 izin tambang yang terdaftar, dengan 18 di antaranya telah beroperasi, tersebar di Ketapang, Sambas, Sanggau, Bengkayang, Landak, Mempawah, Sintang, dan Kayong Utara.
“Sudah saatnya semua pihak duduk bersama menata sektor ini agar memberikan manfaat maksimal bagi Kalimantan Barat,” kata Ignasius. (Sy)