Penyuluh Agama Jadi Pilar Harmoni, Wali Kota Pontianak Ajak Perkuat Sinergi

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menjadi pembicara pada Rakerw IPARI Kalbar. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan peran penting penyuluh agama sebagai garda terdepan dalam menjaga kerukunan dan moral masyarakat. Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara utama dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) ke-2 Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Provinsi Kalimantan Barat yang digelar di Hotel G Pontianak, Senin 8 September 2025.

“Penyuluh agama bukan hanya pelengkap, tetapi kebutuhan dasar masyarakat. Mereka hadir untuk membimbing, menginspirasi, dan menanamkan nilai-nilai moral serta spiritual di tengah masyarakat,” kata Edi.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, di tengah keberagaman agama dan budaya, peran penyuluh menjadi semakin strategis dalam menjaga kohesi sosial. Dengan jumlah penduduk sekitar 690 ribu jiwa, Kota Pontianak dihuni oleh masyarakat yang beragam secara agama, namun tetap hidup rukun dan harmonis.

Ia menilai bahwa dinamika keberagaman tetap bisa dikelola dengan baik selama ada komunikasi dan sinergi antara pemerintah, tokoh agama, dan para penyuluh. Forum kerukunan umat beragama pun disebutnya sebagai wadah penting dalam menyelesaikan berbagai potensi gesekan.

“Pemahaman agama tidak boleh berhenti di KTP, tetapi harus tercermin dalam tindakan dan kehidupan sehari-hari. Di situlah peran penyuluh menjadi vital,” ujarnya.

Edi juga mengajak seluruh elemen untuk terus memperkuat kerja sama lintas sektor demi memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan yang saling menopang.

Sementara itu, Ketua IPARI Kalbar, Kartono, menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Pemerintah Kota Pontianak terhadap kegiatan IPARI. Ia menegaskan bahwa penyuluh agama tidak hanya menyampaikan ajaran keagamaan, tetapi juga menjadi penghubung informasi pembangunan kepada masyarakat.

“Penyuluh hadir bukan hanya di majelis taklim atau tempat ibadah, tetapi juga di tengah masyarakat, membawa pesan damai dan informasi pembangunan dari pemerintah,” tuturnya.

Ia berharap sinergi antara penyuluh agama dan pemerintah daerah terus ditingkatkan, agar program-program kerja IPARI bisa berdampak langsung pada penguatan nilai moral dan spiritual masyarakat.

“Rakerwil ini bukan sekadar seremoni. Kami ingin melahirkan langkah nyata yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas,” pungkasnya. (*)