HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar gotong royong serentak di enam kecamatan yang dirangkaikan dengan penanaman padi secara simbolis, sebagai bagian dari dukungan terhadap program Ketahanan Pangan Nasional. Kegiatan ini dipusatkan di Jalan Flora, Pontianak Utara, Minggu 27 April 2025, dan diresmikan langsung oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono.
Menurut Edi, kegiatan ini merupakan langkah strategis Pemkot dalam menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, sekaligus memastikan ketersediaan bahan pangan lokal di Kota Pontianak.
“Gotong royong ini dilaksanakan serentak se-Kota Pontianak, dan di Pontianak Utara kita juga menanam padi secara simbolis. Lahan di sini masih luas, jadi mari kita manfaatkan untuk menanam padi. Saya juga mendorong masyarakat agar menanam sayur mayur di halaman rumahnya,” kata Edi.
Selain mendukung ketahanan pangan, kegiatan ini juga bertujuan untuk menginventarisasi saluran drainase di seluruh kota. Data tersebut akan menjadi acuan penting dalam menetapkan prioritas penanganan saluran air untuk meminimalisir genangan, terutama saat musim hujan dan air pasang.
“Nanti kita petakan saluran primer, sekunder, dan tersier mana saja yang jadi prioritas. Yang penting, kita harus menjaga lingkungan tetap bersih, teduh, dan sehat,” tegasnya.
Edi menegaskan bahwa gotong royong ini menjadi bentuk nyata komitmen Pemkot dalam menjaga kebersihan dan fungsi drainase. Ia juga menilai bahwa partisipasi warga dalam kegiatan ini sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan bebas genangan.
“Kegiatan ini juga jadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap saluran air di sekitarnya. Drainase yang bersih akan meningkatkan kenyamanan dan produktivitas warga,” tambahnya.
Sementara itu, di Kelurahan Pal Lima, Kecamatan Pontianak Barat, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak, Amirullah, turut memimpin kegiatan gotong royong bersama warga. Ia menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari 100 hari kerja Wali Kota Pontianak yang fokus pada penataan lingkungan dan pengendalian banjir.
“Melalui gotong royong, kita libatkan masyarakat untuk bersama-sama menjaga saluran air dari sedimentasi dan sampah. Minimal, setiap saluran dibersihkan dua hingga tiga kali dalam setahun agar fungsinya tetap optimal,” ujar Amirullah.
Ia mengungkapkan bahwa Kota Pontianak memiliki ribuan titik saluran air, sehingga mustahil ditangani sepenuhnya hanya oleh pemerintah tanpa keterlibatan masyarakat. Apalagi, sampah yang menyumbat saluran bukan hanya berasal dari rumah tangga, tetapi juga dari material berat seperti kayu, pipa, bahan bangunan, hingga pecahan beton.
“Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kelancaran saluran air,” pungkasnya.
Dengan kegiatan gotong royong serentak dan penanaman padi ini, Pemkot Pontianak menegaskan komitmennya dalam menciptakan kota yang bersih, sehat, dan mandiri dalam penyediaan pangan lokal, sekaligus membangun budaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat. (*)