HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Pemerintah Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Pontianak untuk mempelajari penerapan Zona Integritas menuju predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Rombongan yang dipimpin Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Balangan, Sufrianor, secara khusus meninjau implementasi Zona Integritas di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak.
Sufrianor mengatakan hingga kini Balangan baru memiliki dua SKPD yang berhasil meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), yakni Disdukcapil dan Dinas Penanaman Modal serta PTSP. Ia menyebut RSUD Balangan sedang berproses menuju WBK dan ingin mempercepat peningkatan layanan lewat pembelajaran dari Pontianak.
“Alhamdulillah, rumah sakit kami sedang berproses menuju WBK. Karena itu kami ingin belajar di RSUD Kota Pontianak. Semoga apa yang kami harapkan dapat terwujud sehingga kami bisa meraih WBK dan selanjutnya WBBM,” ujarnya usai diterima jajaran Pemkot Pontianak, Senin 1 Desember 2025.
Ia menjelaskan Balangan yang merupakan daerah pemekaran dari Hulu Sungai Utara pada 2003 masih perlu banyak belajar dari kota yang lebih maju. Menurutnya, Pontianak menjadi contoh ideal dalam penguatan tata kelola dan pelayanan publik.
“Tadi kami lihat langsung, Pontianak luar biasa. Sudah sangat maju, kota besar, bahkan bisa dikatakan kota metropolitan,” katanya.
Meski berpenduduk sekitar 130 ribu jiwa—terkecil di Kalimantan Selatan—Balangan disebut memiliki kemampuan fiskal yang baik berkat dana bagi hasil dari sektor pertambangan. Hal itu menjadi modal yang memungkinkan daerah terus memperkuat pembangunan dan peningkatan layanan, terutama kesehatan.
Dalam kesempatan itu, Sufrianor juga berharap Pemkot Pontianak dapat melakukan kunjungan balasan ke Balangan untuk saling bertukar pengalaman. Ia menyebut daerahnya memiliki berbagai inovasi, bahkan pada 2024 menempati peringkat keempat inovasi daerah secara nasional.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Pontianak, Amirullah, menyampaikan komitmen pemerintah kota dalam memperkuat Zona Integritas di berbagai unit layanan. Ia menegaskan RSUD SSMA menjadi contoh keberhasilan implementasi ZI yang patut dijadikan rujukan dalam studi tiru.
“Kami boleh mengklaim bahwa apa yang dicapai rumah sakit tersebut tidak memakan waktu lama. Kalau tidak percaya, silakan dilihat langsung,” ujarnya.
Amirullah menjelaskan RSUD SSMA berusia 13 tahun dengan kapasitas 168 tempat tidur dan terus menunjukkan perkembangan pesat. Selaku Ketua Dewan Pengawas rumah sakit tersebut, ia memastikan evaluasi rutin dilakukan setiap tiga bulan untuk memastikan kualitas layanan tetap terpantau.
Ia berharap kunjungan ini tidak hanya memberi manfaat bagi Balangan, tetapi juga membawa wawasan baru bagi Pontianak. “Siapa tahu dari hasil diskusi nanti, ternyata Balangan lebih lihai dari Pontianak. Jadi mohon kami juga dibantu dengan hal-hal yang bisa dibagi,” ujarnya. (*)


