Lansia Bukan Beban, Tapi Aset Bangsa: Komitmen Pontianak di Hari Lanjut Usia Nasional 2025

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyerahkan bingkisan dan bibit pohon kepada warga lansia pada peringatan Hari Lanjut Usia Nasional. Foto ist

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan bahwa para lanjut usia (lansia) bukanlah beban, melainkan aset berharga yang masih memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Pesan itu disampaikan Edi saat memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) tahun 2025 yang digelar di halaman Kantor Dinas Sosial Kota Pontianak, Rabu 18 Juni 2025.

“Hari Lanjut Usia Nasional adalah momen penting untuk memberi apresiasi atas kontribusi para lansia. Sudah saatnya kita menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana mereka tetap bisa aktif secara sosial, ekonomi, dan budaya,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Mengutip data BPS tahun 2024, Edi menyebut populasi Kota Pontianak saat ini mencapai 680.852 jiwa, dengan jumlah lansia di atas 60 tahun sebanyak 73.063 orang atau 13 persen dari total penduduk. Angka ini, menurutnya, menjadi pengingat penting bahwa kebijakan yang berpihak pada lansia bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.

Membawa semangat tema HLUN 2025, “Lansia Bahagia, Indonesia Sejahtera”, Edi menyoroti lima fokus utama yang tengah digencarkan Pemkot Pontianak: peningkatan layanan kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan, keterlibatan sosial, dukungan dari keluarga dan masyarakat, serta pembangunan infrastruktur yang ramah lansia.

Di sektor kesehatan, Pemkot berkomitmen memperluas akses layanan melalui puskesmas, rumah sakit, serta program pemeriksaan rutin dan pengobatan berkala. Edi juga mendorong semangat belajar sepanjang hayat bagi lansia agar tetap produktif dan terlibat aktif di tengah masyarakat.

“Pendidikan tidak mengenal usia. Lansia tetap bisa menjadi bagian aktif dari masyarakat,” katanya tegas.

Dari sisi infrastruktur, Edi menyebutkan berbagai rencana pembangunan yang mengedepankan kenyamanan dan keamanan lansia, mulai dari trotoar yang ramah pengguna lanjut usia, akses transportasi umum yang mudah dijangkau, hingga ruang terbuka yang mendukung aktivitas fisik dan sosial mereka. Ia pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan HLUN sebagai momentum memperkuat komitmen bersama membangun kota yang ramah dan bersahabat bagi lansia.

“Mari kita ciptakan Pontianak yang sejahtera, di mana semua orang, termasuk lansia, dapat hidup bermartabat dan bahagia,” ujarnya.

Senada dengan Edi, Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak, Trisnawati, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan terhadap para lansia sepanjang tahun 2025. Dari hasil pendataan yang melibatkan pekerja sosial Kementerian Sosial, tercatat lebih dari 100 lansia masih aktif menjalankan usaha secara mandiri.

Pendataan ini menjadi landasan bagi Dinas Sosial dalam merancang program pemberdayaan yang lebih terarah dan berdampak nyata.

“Setelah data fix kita dapatkan, kami akan buat kegiatan yang terarah agar lansia bisa terus produktif dan turut menopang ekonomi keluarga,” jelas Trisnawati.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan organisasi sosial dalam mendampingi lansia, sejalan dengan meningkatnya angka harapan hidup warga Kota Pontianak yang kini mencapai 74 tahun.

“Pemerintah tugasnya mengakomodasi. Kalau bisa ada organisasi atau lembaga yang ikut mendampingi, itu akan sangat membantu memperkuat peran lansia dalam pembangunan,” tutupnya. (*)