Bunda PAUD Kalbar Kunjungi PAUD PKK Percontohan Pontianak, Dorong Penguatan Layanan Pendidikan Usia Dini

Bunda PAUD Provinsi Kalbar Erlina Ria Norsan dan Bunda PAUD Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie Kamtono berfoto bersama siswa-siswi PAUD Percontohan PKK Kota Pontianak. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Bunda PAUD Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Erlina Ria Norsan bersama jajarannya melakukan kunjungan ke PAUD PKK Percontohan Kota Pontianak di Komplek SD Pertiwi, Selasa 2 Desember 2025. Kunjungan ini disambut langsung oleh Bunda PAUD Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie Kamtono, yang menyebut momen tersebut sebagai dorongan besar bagi peningkatan kualitas layanan PAUD di Kota Pontianak.

Yanieta menyampaikan apresiasi atas kehadiran Bunda PAUD Provinsi Kalbar. Menurutnya, kunjungan tersebut memberi energi positif bagi para pendidik, pengelola PAUD, dan orang tua. Ia menilai momentum ini sebagai penguatan komitmen bersama dalam menghadirkan layanan PAUD yang semakin baik.

Bacaan Lainnya

Saat ini, Kota Pontianak memiliki 292 lembaga PAUD yang meliputi 137 Kelompok Bermain (KB), 3 SPS, 127 Taman Kanak-kanak (TK), 17 PKBM, 7 TPA, dan 1 SKB. Berdasarkan data Dapodik April 2025, jumlah pendidik PAUD mencapai 633 orang, terdiri dari 599 pendidik PAUD mandiri serta 34 pendidik PAUD PKK.

Yanieta menegaskan bahwa pengurus Bunda PAUD Kota Pontianak terus mendorong layanan PAUD yang ramah anak, aman, inklusif, dan sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar serta Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan. PAUD PKK Percontohan, katanya, menjadi model praktik baik yang terus dikembangkan.

Ia juga memaparkan dua inovasi strategis yang kini tengah dijalankan. Pertama, Jelajahi, Masukkan, Tuntaskan (Jemput) PAUD, yang mendukung wajib belajar 13 tahun melalui pendataan langsung ke rumah warga oleh kader PKK, dasawisma, RT, dan RW. Anak usia PAUD yang belum bersekolah akan diarahkan masuk satuan PAUD terdekat hingga siap melanjutkan pendidikan ke SD.

Kedua, Bimbingan Intensif Tenaga Ajar Non Gelar (Bintang) PAUD, program peningkatan kompetensi bagi pendidik PAUD yang belum memiliki gelar sarjana linier. Pelatihan intensif yang diberikan dapat dikonversi menjadi SKS melalui skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) saat melanjutkan pendidikan ke jenjang S1.

Menurut Yanieta, kualitas PAUD bertumpu pada tiga unsur utama: pendidik yang kompeten, keterlibatan orang tua, dan lingkungan belajar yang kaya stimulasi. Semua inovasi diarahkan untuk memperkuat ketiga aspek tersebut.

Bunda PAUD Provinsi Kalbar, Erlina Ria Norsan, mengapresiasi langkah Kota Pontianak dalam memperkuat layanan pendidikan anak usia dini. Ia menilai program Jemput PAUD dan Bintang PAUD sebagai inovasi strategis yang layak dijadikan contoh bagi daerah lain.

Ia menekankan bahwa keberhasilan PAUD tidak hanya bergantung pada lembaga pendidikan, tetapi juga sinergi seluruh pihak—pemerintah, pendidik, orang tua, hingga masyarakat. Kolaborasi, tekan Erlina, adalah kunci utama membangun lingkungan belajar yang aman, ramah, dan penuh stimulasi bagi anak-anak.

“Anak-anak membutuhkan ruang tumbuh yang mendukung, dan hal itu hanya terwujud jika semua elemen bergerak bersama,” ujarnya. (*)