24 Peserta Adu Skill Meracik Kopi di Pontianak, Wali Kota : Khatulistiwa Coffee Event Jadi Agenda Tahunan

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono meracik kopi bersama John Christopher, peringkat ke-5 World Brewers Cup 2022 saat membuka Khatulistiwa Coffee Event di PCC. Foto ist

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Sebanyak 24 peserta Indonesia Brewers Championship adu skill meracik kopi pada ajang Khatulistiwa Coffee Event (KCE) 2025 di Pontianak Convention Center (PCC). Para brewer, sebutan untuk penyeduh kopi profesional, terdiri dari 5 brewer lokal dan 19 nasional berlaga untuk merebut juara Indonesian Coffee Competition (ICC) Regional 2 Indonesia Brewers Championship.

Dalam kegiatan tersebut, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono berkesempatan adu skill meracik kopi berhadapan dengan John Christopher, peringkat ke-5 World Brewers Cup 2022 dan Juara I Indonesia. Edi mendapat apresiasi dari para tamu yang menyeruput kopi hasil racikannya.

Bacaan Lainnya

“Event ini bukan sekadar ajang promosi produk kopi, tetapi juga bagian dari strategi memperkuat reputasi Pontianak sebagai kota kreatif berbasis kuliner, khususnya kopi. Kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Pontianak memiliki kekuatan ekonomi kreatif yang lahir dari budaya, kuliner dan komunitasnya. Oleh karena itu kita harapkan event ini jadi agenda tahunan,” katanya usai membuka KCE, Jumat 15 Aguasgus 2025 malam.

Edi bilang, kopi bukan hanya minuman, melainkan telah menjadi bagian dari identitas kota dan sumber penghidupan bagi banyak orang. Penetapan Pontianak sebagai Kota Kuliner pada ajang Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) Agustus 2024, dengan kopi sebagai elemen utama, menjadi tonggak penting dalam promosi ini.

Edi mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, komunitas kreatif, akademisi, hingga masyarakat, untuk bersinergi mendaftarkan Pontianak sebagai anggota UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Status tersebut dinilai akan membuka peluang promosi internasional, memperluas jejaring, mengundang investasi, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan warga.

“Kami ingin Pontianak menjadi tujuan para penikmat kopi dari seluruh Indonesia bahkan dunia, dengan inovasi produk dan pelayanan berkelanjutan,” ungkapnya.

Geliat usaha minuman kopi terus tumbuh di Kota Pontianak. Warung kopi (warkop) dan kafe di Kota Pontianak terus bermunculan. Tak salah jika Pontianak dijuluki Kota Seribu Warkop. Edi menyebut, selain meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), menjamurnya warkop dan kafe ini juga mampu menyerap banyak tenaga kerja.

“Misalnya satu warkop skala sederhana atau kecil itu bisa mempekerjakan dua hingga lima karyawan, apalagi kalau warkop atau kafe yang skala besar ada yang bisa menyerap di atas 50 orang tenaga kerja,” terangnya.

Selain itu, lanjut Edi, keberadaan usaha warkop dan kafe ini memberikan peluang pada profesi barista. Peracik kopi menjadi sebuah peluang kerja, terutama di kafe-kafe yang menggunakan mesin kopi khusus.

“Hampir sebagian besar barista berasal dari kalangan muda milenial,” katanya.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Pontianak, Rizal, menambahkan, Khatulistiwa Coffee Event tidak hanya merayakan kekayaan cita rasa kopi, tetapi juga menghubungkan pelaku usaha, barista, seniman, dan masyarakat dalam ruang kolaborasi.

“Kami ingin Pontianak dikenal sebagai kota kreatif, ramah, penuh inovasi, dan berkelanjutan. Acara ini bertujuan meningkatkan ekonomi kreatif, mempertemukan petani, pelaku usaha, industri kopi, dan komunitas kreatif, sekaligus memperkenalkan Pontianak sebagai destinasi para penikmat kopi,” tukasnya.

Akil dari Ujung Tombak Coffee Collective menyampaikan apresiasi kepada Wali Kota Pontianak, jajaran Pemkot Pontianak, sponsor, serta para relawan yang telah mendukung terselenggaranya event ini.

“Khatulistiwa Coffee Event adalah acara berskala nasional. Hari ini Pontianak menjadi pusat perhatian industri kopi Indonesia. Kita ingin menunjukkan bahwa Pontianak memiliki posisi penting di dunia kopi,” ucapnya.

Ia berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan setiap tahun dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat. Kegiatan ini menjadi wadah promosi kopi lokal sekaligus ajang memperkuat jejaring pelaku industri kopi di tingkat nasional.

“Kita naik level dalam industri kopi. Semoga dari tahun ke tahun event ini bisa berlanjut dan semakin berkembang,” harapnya.

Selain kompetisi brewer, sejumlah tenant kopi turut menyemarakkan event tersebut. Kota Pontianak ditunjuk oleh Asosiasi Kopi Spesial Indonesia – Specialty Coffee Association of Indonesia (AKSI-SCAI) menjadi tuan rumah penyelenggaraan event berskala nasional ini. Event ini digelar oleh Ujung Tombak Coffee Collective bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Pontianak.

Rangkaian acara yang digelar selama tiga hari ini mencakup Indonesia Coffee Competition (ICCC) League Regional 2 dan Indonesian Brewer Championship tingkat nasional, yang diikuti 24 peserta dari lokal dan nasional, melibatkan 40 competitor serta 20 official. Selain kompetisi, terdapat pameran produk kopi, mesin, dan perlengkapan oleh 27 tenant lokal dan 5 tenant nasional, dengan target transaksi Rp250 juta per hari. (*)

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono meracik kopi bersama John Christopher, peringkat ke-5 World Brewers Cup 2022 saat membuka Khatulistiwa Coffee Event di PCC. Foto ist