Apoteker Edukasi Pengobatan Maag di RSUD SSMA Pontianak, Tekankan Pentingnya Konsultasi dengan Dokter

RSUD SSMA Berikan Informasi Seputar Obat Maag. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Maag atau gastritis adalah gangguan pencernaan yang sering dialami masyarakat. Penyakit ini terjadi ketika lapisan pelindung lambung meradang, seringkali disebabkan oleh stres, pola makan buruk, atau infeksi bakteri tertentu.

Apoteker Ike Fitria Ningrum, S. Farm, mengungkapkan bahwa meskipun maag termasuk penyakit yang umum, sering kali kondisi ini dibiarkan tanpa pengobatan yang tepat, padahal terdapat berbagai pilihan obat yang dapat membantu mengurangi gejala dan mempercepat pemulihan.

Bacaan Lainnya

Hal tersebut disampaikannya dalam sesi edukasi mengenai obat maag kepada 30 pasien dan pengunjung RSUD SSMA Kota Pontianak pada Selasa, 18 Februari 2025.

Gejala maag umumnya dimulai dengan rasa nyeri atau perih di bagian perut, terutama setelah makan. Gejala lainnya termasuk mual, perut kembung, sering bersendawa, penurunan nafsu makan, hingga muntah atau adanya darah dalam tinja, yang menandakan kemungkinan komplikasi serius.

Untuk menangani maag, dapat diterapkan terapi non-farmakologi dan farmakologi. Terapi non-farmakologi mencakup pola hidup sehat, seperti diet atau pengaturan makan, menghindari makanan pedas, asam, dan berlemak, mengurangi konsumsi kopi, teh, dan softdrink, serta memilih makanan yang lebih lembut dan makan dalam porsi kecil tetapi sering.

Sementara itu, untuk terapi farmakologi, Ike Fitria mengungkapkan bahwa penderita maag dapat mengonsumsi antasida, golongan H2 Bloker (seperti ranitidine, cimetidine, famotidine), golongan PPI (seperti esomeprazol, lansoprazol, omeprazol), agen promotilitas (seperti domperidone, metoklopramid), protektan mukosa (seperti sukralfat), dan analog prostaglandin (seperti rebamipide).

Penting untuk diperhatikan bahwa interaksi obat dengan obat lain atau makanan juga harus diperhatikan. Khusus untuk antasid, yang dapat mempengaruhi penyerapan obat, sebaiknya dikonsumsi 30 menit sebelum makan, sementara sukralfat, yang dapat mengikat obat golongan PPI, sebaiknya dikonsumsi 2 jam setelah makan.

“Dengan berbagai pilihan pengobatan maag yang tersedia, penderita dapat meredakan gejalanya dan kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman. Namun, sangat penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis yang tepat dan pilihan pengobatan yang sesuai dengan kondisi masing-masing,” tutup Ike Fitria. (*)