RSUD SSMA Tambah Mesin Fingerprint Untuk Antisipasi Antrian Pasien BPJS

RSUD SSMA Tanbah Mesin Fingerprint Untuk Antisipasi Antrian Pasien BPJS
RSUD SSMA Tanbah Mesin Fingerprint Untuk Antisipasi Antrian Pasien BPJS. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak akan menambah mesin Fingerprinf. Hal itu dimaksudkan untuk mengantisipasi membludaknya antrian pasien yang akan melakukan aktivasi fitur Validasi Sidik Jari atau Fingerprint.

“Sempat viralnya membludaknya antrian pasien di RSUD Kota Pontianak itu, membuat kami langsung mengadakan rapat dengan perwakilan BPJS Kesehatan Cabang Pontianak untuk membahas hal tersebut dengan manajemen rumah sakit,” kata dr Eva Nurfarihah, Sp.THT-KL, M.Kes, Selasa 13 Februari 2024.

Bacaan Lainnya

dr Eva mengatakan, sebagai mitra kerja dari BPJS Kesehatan, pihaknya mendukung langkah dan kebijakan pemberlakuan aktivasi validasi sidik jari atau fingerprint sesuai dengan surat edaran dari BPJS Kesehatan nomor 122/IV-08/0124 tanggal 15 Januari 2024 yang ditujukan kepada Direktur/Kepala Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKRTL) mitra BPJS Kesehatan.

“Fingerprint ini bertujuan untuk melindungi pasien dari penyalahgunaan penggunaan kartu BPJS sehingga pasien yang datang ke rumah sakit adalah pasien yang memang berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,” jelasnya.

Selain itu, pasien yang datang langsung ke rumah sakit, perkembangan medisnya juga akan termonitor dengan baik karena pasien bertemu langsung dengan dokter spesialisnya.

“Jika pasien diwakilkan kehadirannya oleh keluarga justru akan membahayakan pasien. Bagaimana dokter akan mengetahui kondisi pasien serta perkembangan pengobatan jika dokter tidak bertemu dengan pasiennya,” terangnya.

Untuk itu, dia mengimbau agar pasien datang ke RSUD SSMA walaupun hanya sekali untuk bertemu dengan dokter spesialis. Jika dokter mengizinkan maka pada bulan kedua dan ketiga pasien boleh diwakilkan pihak keluarga untuk mengambil obat ke apotik.

Pelayanan ini hanya diberikan kepada pasien yang kondisinya memang tidak memungkinkan untuk datang ke rumah sakit dengan membawa foto dokumentasi kondisi pasien saat itu.

“Di bulan ke-4 pasien harus dibawa kembali ke rumah sakit untuk melihat perkembangan pengobatannya,” imbuhnya.

Terkait dengan menumpuknya antrian dipintu masuk gedung belakang RSUD SSMA, Eva mengatakan saat ini sedang dilakukan aktivasi fingerprint. Selain itu pada hari-hari tertentu jumlah pasien yang datang berobat lebih banyak dari biasanya, hal itu disebabkan jumlah pasien RSUD SSMA semakin bertambah setiap tahunnya.

“Mesin fingerprint akan ditambah, alur pendaftaran pasien juga sudah kita rubah untuk mencegah terjadinya penumpukan pasien di pintu masuk,” ucapnya.

Dia berharap, masyarakat yang datang ke rumah sakit dapat mengikuti arahan dari petugas sehingga antrian dapat berjalan dengan tertib dan lancar. Pihaknya menjamin setiap pasien yang datang ke rumah sakit akan terlayani dengan baik jika pasien mentaati ketentuan yang berlaku baik dari BPJS Kesehatan maupun RSUD SSMA.

“Hasil evaluasi masih ditemukan pasien yang datang subuh untuk mendapatkan nomor antrian, padahal sebetulnya kami sudah menerapkan aplikasi Simponi untuk pendaftaran online. Jika itu dilakukan oleh pasien seharusnya antrian di pintu masuk bisa diminimalkan,” tutur Eva.

Dia menambahkan, pihaknya bersama dengan BPJS Kesehatan juga telah melakukan sosialisasi kepada pasien terkait dengan kebijakan pemberlakuan aktivasi validasi sidik jari atau fingerprint yang mulai diberlakukan kembali oleh rumah sakit mitra BPJS paling lambat 1 Maret 2024.

“Sebetulnya kita sudah pernah lakukan sosialisasi bersama BPJS Kesehatan di rumah sakit. Masyarakat juga bisa mengakses kembali video yang kita share melalui media sosial rumah sakit,” tutupnya. ( * ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *