HARIAN KALBAR (BENGKAYANG) – Meski harus menyeberangi lautan, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Kalimantan Barat, Pintauli Romangasi Siregar rela menerjang ombak untuk bertemu masyarakat di Pulau Lemukutan yang terletak di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Kalbar.
Pinta bersama anggota Komisi IX DPR RI terus menggencarkan melakukan edukasi program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta percepatan penurunan stunting.
Dihadapan warga Pulau Lemukutan Pinta mengingatkan ibu-ibu untuk memperhatikan gizi anak mereka masing-masing. Terutama pada fase 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak-anak harus mendapatkan gizi yang cukup. Hal itu harus menjadi perhatian serius orang tua.
“Untuk mencegah stunting bisa lewat program 1000 HPK, gizi anak-anak harus terpenuhi pada masa 1000 HPK jika terpenuhi maka itu yang menentukan masa depan mereka,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar di Bengkayang, 7 Februari 2024.
Pinta juga mengingatkan ibu-ibu untuk memperhatikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang diberikan kepada anak-anak mereka. Ditekankannya MPASI yang diberikan kepada anak harus terkandung gizi yang tepat.
Menurutnya, tiga komponen penting harus mengisi setiap mangkok MPASI. Pertama karbohidrat yang didapatkan dari bubur, lalu kedua protein hewani dari ikan. Ketiga lemak yang didapatkan dari minyak makan, minyak sayur, santan dan margarin.
“Disini (Pulau Lemukutan) banyak potensi ikan laut harusnya tidak ada anak stunting karena ikannya masih segar,” jelas Pinta.
Pinta menambahkan, berbagai upaya percepatan penurunan stunting harus dilakukan dengan serius dan benar. Selain pemenuhan gizi yang tepat pemberian pola asuh yang baik juga harus menjadi perhatian orang tua. Anak-anak juga harus rutin dibawa ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
“Kita harus mau memberikan pola asuh yang baik kepada anak kita, anak-anak juga harus juga harus mendapatkan ASI ekslusif,” ungkap Pinta.
Ia mengingatkan para orang tua untuk selalu peka dalam memantau perkembangan anak-anak mereka. Terutama ketika pertumbuhan anak-anak tidak mengalami perubahan atau stagnan bahkan turun harus segera diberikan perhatian serius oleh para orang tua.
“Orang tua harus memahami berat dan tinggi badan anak harus ada pertumbuhan hingga usia dua tahun. Jika berat dan tinggi badan anak stagnan apalagi turun harus menjadi perhatian orang tua,” kata Pinta.
Dalam kesempatan tersebut Pinta pun memberikan edukasi perihal penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) kepada warga Pulau Lemukutan. Para warga pun bersemangat mendapatkan edukasi penggunaan MKJP seperti MOP dan MOW.
“Kami mengucapkan terimakasih program sosialisasi ini diterima luar biasa oleh warga Pulau Lemukutan,dan kami berharap warga dapat menyebar informasi program bangga kencana dan penurunan stunting secara luas,” ujarnya.
Perlu di ketahui, Pulau Lemukutan dihuni 1.267 jiwa dan keindahan pulau ini menjadi perhatian serius BKKBN Kalbar untuk disentuh langsung. Lewat sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting bersama Komisi IX DPR RI.
Menempuh perjalanan menggunakan kapal menyeberangi lautan Kaper BKKBN Kalbar Pintauli Romangasi Siregar langsung menyambangi warga Pulau Lemukutan pada Rabu 7 Februari 2025. Disana ia memberikan langsung edukasi terkait program Bangga Kencana dan pencegahan stunting.