HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Pondok Pesantren adalah sistem pendidikan pertama di Indonesia sebelum adanya pendidikan modern pada saat itu dikenalkan oleh para penjajah Belanda.
Pondok pesantren memiliki andil yang sangat besar dalam membentuk masyarakat Indonesia yang buta huruf (literasi) dan buta budaya. Sekarang, pondok pesantren berperan penting sebagai salah satu sumber utama pembelajaran dan pendidikan di Indonesia.
Didirikannya pondok pesantren bertujuan memberikan pemahaman, penghayatan sertapengajaran dalam mengamalkan ajaran Islam sebagai tuntunan sehingga membentuk karakter santri yang bermoral, beretika dan beradab.
Pesantren di era society 5.0 ini telah mengubah sistem pendidikan di mana sistem pendidikan itu mencakup antara negeri dan pelajaran pesantren seperti pembacaan kitab kuning ataupun mengintegrasikan dua kurikulum, yaitu negeri dan pesantren.
Namun tidak semua pondok pesantren melakukan hal tersebut masih ada sebagian pesantren yang tetap mempertahankan prinsip pesantren tradisional tanpa menggabungkan antara negeri dengan pelajaran pesantren. Kemudian muncullah dua kriteria pesantren yaitu pesantren tradisional dan pesantren modern.
Pesantren tradisional tetap mempertahankan adat atau kebiasaan pondok pesantren yang tidak ingin menggabungkan dengan modern. Sedangkan pesantren modern merupakan pesantren yang mengikuti perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan sains namun tetap tidak menghilangkan tradisi ataupun kebiasaan pesantren lama yang sudah ada sejak didirikannya pesantrentersebut.
Dengan  demikian,  pondok pesantren akhirnya bertransformasi dengan membuka diri terhadap perbaikan mutu pendidikan sehingga dapat bersaing  dengan  sistem  pendidikan  formal  dan  berinovasi  dalam  menghasilkan  produk  yang  dibutuhkan masyarakat.
Adapun  yang  menjadi  tantangan  di  era  sekarang  bagi  pesantren  ialah  dalam  meningkatkan  kualitas pendidikan  dalam  menghadapi  berbagai  problematika  perkembangan  zaman.  
Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan pondok pesantren ialah banyaknya sekolah-sekolah negeri bermunculan sehingga mendapatkan respon positif dari masyarakat. Hal ini menyebabkan nilai pendidikan pesantren menurun di mata masyarakat dibandingkan dengan sekolah negeri.
Ini terjadi karena pesantren dianggap sudah tidak mampu menghadapi sains dan IPTEK yang berkembang di abad baru era Society 5.0
Era society 5.0 di mana manusia diharapkan mampu menjadi penggerak, pengguna dari inovasi dan kreativitas yang tumbuh di era Industri 4.0. Hal inilah menjadi sebuah tantangan bagi seluruh pendidikan Indonesia agar mampu bersaing dalam ilmu sains dan IPTEK, terkhusus bagi pesantren.
Sudah dipastikanapabila pesantren yang tetap mempertahankan sistem pembelajaran tradisional tanpa menggabungkan ilmu sains dan IPTEK yang telah berkembang terus menerus, bisa jadi pesantren tersebut tidak akan mampu bersaing dan menghadapi setiap tantangan arus informasidan teknologi.
Tetapi sebaliknya apabila pesantren tersebut mampu menggabungkan keduanya maka akan melahikan generasi yang berkarakter, cerdas dan siap menghadapi setiap tantangan dunia dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tantangan yang melanda pendidikan Indonesia adalah mirisnya karakter, sikap para pemuda yang sering brutal sehingga tidak melahirkan SDM yang bermutu. Maka diperlukan penanaman karakter santri dalam menghadapi era society 5.0 tentu sangatlah penting, karena pada kenyataannya moral dan akhlak mengalami penurunan yang signifikan yang disebabkan oleh kondisi sosial budaya masyarakat, lingkungan sekitar yang kurang baik hingga memicu pribadi seseorang cenderung buruk yang di sebabkan oleh perkembangan teknologi dan informasi yang berkembang sangat pesat.
Dengan adanya penanaman karakter dan etika serta adab kepada santri maupun siswa tentu mampu menjawab tantangan era society 5.0 ini kemudian menjadikan kemajuan teknologi dan informasi sebagai peluang dalam menciptakan berbagai inovasi dan kreatif.
Untuk itu agar pesantren mampu menjawab tantang zaman maka seharusnya bisa bertransformasi mengikuti perkembangan  zaman yang semakin canggih.
Jadi pesantren mempunyai peluang untuk membentuk karakter generasi bangsa yang berbudi luhur dan religius. 
Tetapi pesantren akan redup di kancah era society 5.0 jika tidak mampu bertransformasi dan beradaptasi dengan perkembangan yang ada.
Maka pesantren harus mampu bergandengan tangan dengan semua elemen pendidikan termasuk menyesuaikan diri dengan kurikulum modern agar ke depannya bisa bersaing dan santri sudah siap terjun ke lapangan. (Syaiful Anam).



 
									