KJRI Kuching Targetkan UMKM Indonesia Menjangkau Seluruh Borneo

Konjen RI Kuching, Raden Sigit Witjaksono. Foto Ilham.

HARIAN KALBAR (KUCHING) – Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching terus berupaya memperluas pangsa pasar produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Indonesia, khususnya dari Kalimantan, agar dapat menjangkau seluruh Pulau Borneo. Produk UMKM Indonesia tidak hanya akan dipasarkan di Sarawak dan Sabah, tetapi juga hingga ke Brunei Darussalam.

“Pangsa pasar produk UMKM Indonesia dari Kalimantan kami kembangkan tidak hanya di Sarawak, tetapi dengan target yang lebih luas di seluruh Borneo. Kami telah melakukan kerja sama bilateral melalui pameran promosi produk UMKM dari Indonesia dan Sarawak di halaman Kantor KJRI Kuching pada Februari 2024, yang disaksikan langsung oleh Wali Kota Kuching Selatan, Dato Wee Hong Seng,” ujar Konjen RI Kuching, Raden Sigit Witjaksono, di Kuching, Jumat, 21 September 2024.

Bacaan Lainnya

Sigit menjelaskan, untuk mewujudkan perluasan pasar UMKM, setelah pameran pada bulan Februari, akan ada promosi UMKM di Kalimantan Barat, dimulai dari Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah, Kota Singkawang, Kabupaten Sambas, dan Kabupaten Bengkayang. “Kegiatan ini akan dilanjutkan ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, serta di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara yang baru saja kami laksanakan,” terangnya.

Kegiatan pameran promosi produk UMKM juga telah dilakukan di Kuching, Miri, dan Brunei Darussalam, kemudian dilanjutkan ke Bintulu dan Sibu. “Empat kota di Sarawak, yaitu Kuching, Miri, Bintulu, dan Sibu, kami pilih karena merupakan kota-kota terbesar di Sarawak. Kami juga akan melanjutkan ke Negeri Sabah, khususnya di Kota Tawau dan Kota Kinabalu,” ungkap Sigit.

Konjen RI Kuching menambahkan bahwa dengan adanya perpindahan Ibu Kota Indonesia ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, kegiatan pameran promosi juga direncanakan akan dilaksanakan di Balikpapan dan melakukan kunjungan ke IKN.

“Seiring dengan perpindahan ibu kota, Indonesia dan Sarawak sebagai tetangga dekat memiliki potensi strategis untuk menjalin kolaborasi dalam pengembangan ekonomi bersama melalui promosi UMKM. Kami terus mendorong agar UMKM dapat naik kelas, mengingat potensi besar mereka dalam memajukan perekonomian masyarakat, yang mencakup lebih dari 90 persen di seluruh wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam,” jelas Sigit.

Sigit juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan otoritas terkait di Indonesia agar UMKM Indonesia dapat bersaing di pasar Sarawak, Sabah, dan Brunei Darussalam.

“Kendala utama yang dihadapi para pelaku UMKM adalah akses dukungan finansial untuk modal. Kami telah berkolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia di Pontianak, Kalbar. Selain itu, pengembangan produk UMKM juga harus didukung oleh digitalisasi. Kami bekerja sama dengan sebuah startup di Singkawang yang menyediakan marketplace gratis bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produk unggulannya,” pungkasnya. (Sy)