HARIAN KALBAR (KUBU RAYA) – Pelaksanaan Siaga Khusus Lebaran 1445 Hijriah Tahun 2025 resmi berakhir pada 11 April 2025. Secara umum, arus mudik dan balik berlangsung lancar, tanpa kepadatan berarti di berbagai moda transportasi maupun lokasi wisata. Namun demikian, beberapa insiden tetap memerlukan penanganan khusus oleh tim SAR.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Pontianak, I Made Junetra, menyampaikan bahwa selama 22 hari masa siaga, yakni sejak 21 Maret hingga 11 April 2025, pihaknya menangani tujuh operasi SAR di wilayah Kalimantan Barat.
“Selama siaga lebaran kami telah menangani tujuh operasi SAR, dengan kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Ketapang dan didominasi oleh kecelakaan pelayaran,” terang Made.
Meski kecelakaan pelayaran menjadi kasus yang paling sering terjadi, Made mengungkapkan bahwa bencana alam, khususnya banjir, menjadi insiden dengan jumlah korban terdampak terbanyak.
“Walaupun tidak menimbulkan korban jiwa, bencana banjir yang melanda beberapa wilayah Kalbar menjadi penyebab terbanyak warga terdampak selama masa siaga,” jelasnya.
Operasi SAR yang dilakukan selama periode siaga meliputi evakuasi warga, penyelamatan dalam kondisi membahayakan jiwa, penanganan bencana alam, hingga kecelakaan pelayaran. Tim SAR gabungan bekerja siang malam untuk memastikan respons cepat dalam setiap kejadian.
Kantor Pencarian dan Pertolongan Pontianak menyampaikan apresiasi kepada seluruh personel yang terlibat serta masyarakat yang telah berpartisipasi dalam menjaga keselamatan bersama selama masa siaga. (*)