Pj Wali Kota Pontianak Imbau Pencegahan Penyebaran Flu Babi Afrika dan Antisipasi Inflasi Jelang Nataru

Pj Wali Kota Pontianak Edi Suryanto menghadiri rakor dengan Mendagri secara virtual di Ruang Pontive Center. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, mengimbau dinas terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus Flu Babi Afrika (ASF). Permintaan tersebut disampaikan Edi saat mengikuti rapat koordinasi (rakor) Inflasi secara virtual bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di Ruang Pontive Center, Senin 16 Desember 2024.

“Penting untuk terus memantau penyebaran ASF. Saya minta dinas terkait untuk melakukan pengawasan intensif terhadap ternak yang dipotong di Kota Pontianak maupun yang diambil dari luar daerah, agar tidak membahayakan masyarakat,” ujar Edi.

Bacaan Lainnya

Sebagai langkah preventif, Pemkot Pontianak telah memperketat pengawasan terhadap lalu lintas hewan, tindakan karantina, serta pengujian ASF pada ternak babi. Edi juga menekankan pentingnya sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyebaran virus tersebut.

Selain membahas soal ASF, rakor juga membahas Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), yang saat ini tengah dalam tahap integrasi dengan sistem Online Single Submission (OSS). “Proses perizinan kami pastikan transparan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” tambah Edi.

Terkait inflasi, Edi mengungkapkan bahwa angka inflasi Kota Pontianak year-on-year (yoy) mencapai 1,61 persen. Menurutnya, salah satu penyebab utama adalah kekurangan pasokan bawang yang terjadi di hampir 80 persen wilayah Indonesia. “Kami berharap tidak ada lonjakan inflasi lebih lanjut di Kota Pontianak,” tuturnya.

Edi juga menyampaikan kesiapan Pemkot Pontianak dalam menghadapi potensi bencana alam selama perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Dengan peringatan Mendagri mengenai cuaca ekstrem, Pemkot siap dengan langkah antisipasi yang meliputi penyiapan personel, alat, dan anggaran untuk menghadapi kedaruratan hidrometeorologi.

Selain itu, Pemkot Pontianak juga akan memantau ketersediaan pangan di lapangan melalui Tim Satuan Tugas Ketahanan Pangan yang akan meninjau beberapa distributor. “Meskipun fluktuasi harga bahan pokok tetap terjadi, kami akan memastikan tidak ada lonjakan yang memberatkan masyarakat,” ujar Edi.

Sebagai upaya pengendalian harga pangan, Pemkot Pontianak sebelumnya telah menggelar operasi pasar murah di enam kecamatan. Kegiatan ini disambut antusias oleh warga yang merasa terbantu. Operasi pasar murah ini melibatkan berbagai pihak, termasuk PT Bulog, PDAM Tirta Khatulistiwa, Bank Kalbar, Bank Indonesia, serta ritel modern dan kelompok tani.

Edi menegaskan bahwa pemerintah akan terus memastikan masyarakat tetap dapat mengakses kebutuhan pokok dengan harga terjangkau menjelang Nataru. (*)