HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Menjelang perayaan Imlek dan Cap Go Meh (CGM) 2576, Panitia CGM di Kota Pontianak tengah mempersiapkan serangkaian acara meriah dan pemasangan dekorasi bernuansa Tahun Baru Imlek. Ketua Panitia CGM 2576, Hendry Pangestu Lim, menyampaikan bahwa berbagai elemen masyarakat telah dilibatkan dalam persiapan, termasuk pemasangan lampion yang kini telah menghiasi sepanjang Jalan Gajah Mada.
Hendry mengimbau masyarakat Tionghoa di Pontianak untuk merayakan Imlek dengan sederhana namun bermakna, menekankan pentingnya kebersamaan keluarga dan teman.
“Ketika lampion sudah terpasang, hati masyarakat mulai senang menyambut Imlek,” ujarnya usai beraudiensi dengan Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Edi Suryanto di Ruang VIP Wali Kota, Jumat 24 Januari 2025.
Terkait dengan perayaan CGM, Hendry menjelaskan bahwa pihak panitia tidak merekomendasikan pawai tatung di Pontianak. Bagi yang ingin mengikuti pawai tatung, mereka diarahkan untuk bergabung di Kota Singkawang. Kendati demikian, Panitia CGM di Pontianak telah mempersiapkan atraksi 39 ekor naga bersinar dengan hiasan lampu yang akan berparade pada 12 Februari 2025 malam.
“Termasuk naga terbesar yang dilengkapi lampu dan efek asap,” ungkapnya.
Selain itu, perayaan CGM juga akan semakin semarak dengan festival kuliner yang digelar sepanjang Jalan Diponegoro mulai tanggal 6 hingga 12 Februari, ditambah acara ‘Naga Buka Mata’ pada 10 Februari pagi.
Hendry menambahkan bahwa setelah perayaan Imlek dan CGM, lampion-lampion yang terpasang di sepanjang Jalan Gajah Mada akan diganti dengan dekorasi ketupat menjelang Idul Fitri, sebagai simbol toleransi dan keragaman budaya di Kota Pontianak.
“Kami ingin menunjukkan semangat toleransi di Kota Pontianak, di mana kemeriahan Cap Go Meh diikuti dengan persiapan Ramadhan dan Idul Fitri,” tuturnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Pontianak Edi Suryanto menyatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak siap mendukung penuh pelaksanaan CGM. Pihaknya akan menggelar rapat akhir untuk persiapan pelaksanaan acara dalam waktu dekat. Menurutnya, tradisi CGM telah menjadi bagian penting dari budaya dan pariwisata di Kota Pontianak, yang dikenal tidak memiliki kekayaan sumber daya alam melainkan mengandalkan sektor perdagangan dan jasa.
“Cap Go Meh memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan, terutama di sektor jasa pariwisata, transportasi, dan akomodasi,” sebutnya.
Edi menilai, perayaan CGM bukan hanya sebuah ritual agama, tetapi juga sebuah budaya yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, tanpa memandang agama atau etnis.
“Ini adalah simbol kerukunan umat beragama di Pontianak,” tambahnya.
Untuk memastikan kelancaran acara, pihak Pemkot Pontianak akan mengerahkan perangkat daerah terkait, seperti Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta instansi terkait lainnya.
“Dengan persiapan yang matang dan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, Cap Go Meh diharapkan dapat berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi perekonomian serta kerukunan di Kota Pontianak,” tutupnya.(*)