HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Muhammad Hanif, pelajar dari SMP Yakhalusti Pontianak, meraih juara pertama dalam lomba Gerakan Menabung Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) tingkat SMP se-Kota Pontianak tahun 2024. Penghargaan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, pada acara Puncak Hari Inklusi Keuangan Daerah yang berlangsung di Gedung Pontianak Convention Center, Jumat, 1 Oktober 2024.
Dalam sambutannya, Ani Sofian menjelaskan bahwa lomba menabung ini merupakan bagian dari upaya edukasi keuangan bagi generasi muda, bertujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan di Kota Pontianak. “Para pelajar sangat antusias untuk menabung, dan ini adalah langkah awal yang baik untuk membangun kesadaran finansial mereka,” ungkapnya.
Data dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan di Indonesia masih rendah, yakni 65,43 persen, dibandingkan dengan indeks inklusi keuangan yang mencapai 75,02 persen. Ani Sofian menekankan pentingnya kolaborasi dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat.
“Pelaku usaha jasa keuangan diharapkan tidak hanya fokus pada aspek bisnis, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujarnya. Ia juga meminta kepada kepala sekolah di SMP se-Kota Pontianak untuk berperan aktif dalam mendorong pelajar memahami manfaat menabung.
Ke depan, Pemkot Pontianak melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) akan mengintegrasikan literasi finansial ke dalam kurikulum semua mata pelajaran dari tingkat SD hingga SMP.
Ani Sofian menyoroti bahwa perkembangan teknologi, termasuk e-commerce dan financial technology (fintech), telah membawa perubahan signifikan dalam dunia keuangan. Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan, seperti meningkatnya risiko kejahatan di sektor jasa keuangan.
“Edukasi pencegahan terhadap fintech ilegal harus terus digencarkan, dan kami berharap para guru serta kepala sekolah lebih memahami manfaat dan risiko yang ada, sehingga bisa membantu masyarakat menghindari praktik ilegal,” tutupnya.
Dengan upaya ini, diharapkan generasi muda Pontianak dapat tumbuh menjadi masyarakat yang lebih melek finansial dan mampu mengelola keuangan mereka dengan bijak. (*)