Patroli Udara di Kalbar, Menteri LHK dan Kepala BNPB Tinjau Langsung Titik Rawan Karhutla

Tinjau Penanganan Karhutla, Menteri LHK dan Kepala BNPB Mendarat di Kubu Raya. Foto ist.

HARIAN KALBAR (KUBU RAYA) – Pemerintah pusat menunjukkan keseriusannya dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan Barat. Jumat pagi, 1 Agustus 2025, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Dr. Hanif Faisol Nurofiq, bersama Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, tiba di Bandara Internasional Supadio, Kabupaten Kubu Raya, dalam rangka kunjungan kerja strategis.

Kedatangan dua pejabat tinggi negara ini disambut langsung oleh Gubernur Kalimantan Barat, Drs. H. Ria Norsan, bersama jajaran Forkopimda Kalbar, termasuk Pangdam XII/Tpr, Danlanud Supadio, Kapolres Kubu Raya, hingga Wakil Bupati Kubu Raya. Rombongan juga turut didampingi para pejabat tinggi dari KLHK dan BNPB, termasuk Deputi Penanganan Darurat dan sejumlah tenaga ahli.

Bacaan Lainnya

Setibanya di apron Bandara Supadio, rombongan langsung bergerak menggunakan helikopter milik BNPB untuk melakukan patroli udara di atas wilayah-wilayah rawan Karhutla. Fokus pemantauan tertuju pada kawasan Kabupaten Kubu Raya dan sebagian wilayah Kota Pontianak, yang dalam sepekan terakhir mencatatkan sejumlah titik api akibat kebakaran lahan.

Kegiatan ini menjadi bagian dari langkah cepat dan terukur pemerintah dalam menghadapi musim kemarau serta potensi ancaman Karhutla yang hampir setiap tahun menghantui Kalimantan Barat. Tak hanya patroli udara, Menteri LHK dan Kepala BNPB juga dijadwalkan memimpin rapat koordinasi penanganan Karhutla bersama Forkopimda di Kantor Gubernur Kalbar.

Kapolres Kubu Raya, AKBP Kadek Ary Mahardika, melalui Kasubsi Penmas Aiptu Ade, menyampaikan komitmen penuh pihaknya dalam mendukung seluruh rangkaian kegiatan tersebut.

“Kehadiran Menteri LHK dan Kepala BNPB di wilayah kami menjadi sinyal kuat bahwa isu Karhutla ditangani dengan serius. Kami siap memberikan dukungan maksimal, mulai dari pengamanan, pengawalan, hingga kesiapan personel di lapangan,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Menurutnya, ancaman Karhutla bukan sekadar soal lingkungan, tetapi juga menyangkut kesehatan, keselamatan, dan kelangsungan hidup banyak orang.

“Kami terus membangun sinergi lintas sektor agar upaya pencegahan lebih efektif. Ini tanggung jawab bersama, dan kami di Polres Kubu Raya siap berada di garis depan,” tambah Ade.

Diharapkan, patroli udara ini tak hanya menghasilkan data akurat mengenai kondisi lapangan, tetapi juga memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam menghadapi musim kemarau panjang. Kalimantan Barat butuh langkah konkret, dan hari ini, itu dimulai dari langit Kubu Raya. (*)