HARIAN KALBAR (KUBU RAYA) – Dalam upaya meningkatkan cakupan imunisasi anak di Kubu Raya, BKKBN RI melalui Direktur Bina Lini Lapangan, Pintauli Romangasi Siregar, mengadakan kegiatan Re-Orientasi Pendampingan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dengan tema “Zero Dose Immunization”. Pertemuan itu melibatkan BKKBN Kalbar dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Kubu Raya, bertujuan untuk memperkuat peran TPK dalam meyakinkan setiap keluarga untuk secara rutin mengunjungi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
“Ini adalah langkah penting, mengingat masih banyak balita di Kubu Raya yang belum mendapatkan imunisasi, yang seharusnya menjadi hak mereka. Kendala akses dan kondisi lingkungan sering kali menjadi penghalang,” kata Pinta di Kubu Raya, Selasa 8 Oktober 2024.
Pinta menekankan perlunya kolaborasi dari semua pihak untuk memastikan setiap balita mendapatkan imunisasi. Oleh karena itu, TPK perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan agar dapat mendorong masyarakat untuk mengunjungi Posyandu. “Kami mengundang narasumber untuk memberikan edukasi kepada TPK, sehingga mereka dapat menjelaskan pentingnya imunisasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa orang tua memiliki harapan besar agar anak-anak mereka tumbuh cerdas, kuat, dan sehat. “Imunisasi adalah salah satu cara untuk mencapai hal tersebut. Untuk itu setiap keluarga harus rutin membawa balita ke Posyandu, di mana selain imunisasi, orang tua juga mendapatkan informasi penting untuk merawat anak,” tambah Pinta.
Di Kalimantan Barat, tingkat imunisasi balita masih rendah, berkisar antara 60 hingga 65 persen. Untuk itu, Pinta mengajak semua pihak untuk meningkatkan kesadaran orang tua agar lebih aktif membawa balita mereka ke Posyandu.
Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Kubu Raya, Dyah Tut Wuri Handayani, menambahkan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pencapaian imunisasi dasar di bulan Juni lalu. “Kami berharap melalui Re-Orientasi TPK ini, dorongan untuk membawa balita ke Posyandu dapat semakin meningkat,” ujarnya.
Dyah juga menyatakan harapannya agar upaya ini dapat menciptakan kondisi “Zero Dose Immunization,” sehingga balita di Kubu Raya memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik dan mengurangi risiko stunting. Saat ini, TPK terdiri dari 810 orang yang tersebar di 123 desa. Meskipun ada kendala dalam pelaporan, Dyah percaya bahwa masalah tersebut bisa diatasi oleh petugas di lapangan.
“TPK yang telah dilatih akan diberi tugas tambahan untuk menyasar setiap keluarga yang memiliki balita, memastikan mereka mendapatkan imunisasi yang diperlukan,” tutup Dyah. (Sy)