Malaysia Kembali Deportasi 35 WNI Bermasalah, Dua Jenazah Korban Kecelakaan di Sarawak Juga Dipulangkan

35 orang WNI bermasalah di deportasi Malaysia saat tiba di border PLBN Entikong, Kalbar. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Pemerintah Malaysia pada Rabu, 27 November 2024, kembali melakukan deportasi terhadap 35 Warga Negara Indonesia (WNI) yang bermasalah, termasuk Pekerja Migran Indonesia (PMI), dari wilayah ICQS Tebedu, Sarawak, Malaysia, ke Indonesia melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kalimantan Barat.

“Ke-35 WNI/PMI bermasalah tersebut dideportasi dari Depot Tahanan Imigresen (DTI) Bekenu, Miri, Sarawak, melalui perbatasan ICQS Tebedu–PLBN Entikong. Mereka yang didampingi oleh KJRI Kuching terdiri dari 20 laki-laki, 4 perempuan, dan 1 anak perempuan,” kata Konjen RI Kuching, Raden Sigit Witjaksono, dalam keterangan tertulisnya.

Bacaan Lainnya

Sigit Witjaksono menjelaskan bahwa seluruh WNI/PMI tersebut telah melanggar peraturan keimigrasian Malaysia. Sebanyak 22 orang tinggal di Sarawak melebihi masa izin tinggalnya dan bekerja tanpa izin kerja, sementara 13 orang lainnya tidak memiliki dokumen perjalanan yang sah atau izin tinggal. “Karena pelanggaran tersebut, mereka dideportasi oleh Jabatan Imigresen Malaysia Sarawak,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa sejak Januari hingga 27 November 2024, KJRI Kuching mencatat sebanyak 4.279 WNI/PMI bermasalah telah dideportasi oleh Jabatan Imigresen Sarawak, sementara 128 WNI/PMI bermasalah lainnya dipulangkan melalui program repatriasi yang difasilitasi KJRI Kuching.

Pada saat yang bersamaan, KJRI Kuching turut membantu proses pemulangan dua jenazah dari tujuh korban kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas) yang terjadi di jalan raya Serikei, Sarawak, Malaysia, pada Kamis, 21 November 2024.

“Hari ini, dua jenazah yang sudah lengkap dengan dokumennya dipulangkan melalui PLBN Entikong. Setelah diserahterimakan, kedua jenazah tersebut akan dibawa ke Pontianak dan langsung ke Bandara Supadio. Pada hari yang sama, jenazah akan diterbangkan ke kampung halamannya masing-masing di Nusa Tenggara Barat,” pungkas Sigit Witjaksono. (Sy)