HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Dalam rangka menyambut dan memeriahkan malam Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriyah, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, siap menggelar Eksebisi Permainan Rakyat Meriam Karbit Tahun 2024 dengan memfasilitasi Forum Komunikasi Tradisi Meriam Karbit Seni dan Budaya Pontianak.
“Pelaksanaan eksebisi Meriam Karbit tersebut rencananya digelar pada Selasa tanggal 9 April 2024 pukul 19.30 WIB hingga selesai,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Sri Sujiarti di Pontianak, Senin 8 April 2024.
Sementara ujarnya lagi, untuk seremonial pembukaan eksebisi permainan rakyat meriam karbit pada malam lebaran dipusatkan di Gang Bansir III Kelurahan Bansir Laut Kecamatan Pontianak Tenggara.
Menurut Sri pembukaan seremoni kegiatan eksebisi meriam karbit itu akan dihadiri Forkopimda Provinsi Kalbar dan Forkopimda Kota Pontianak, kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Pontianak serta para tamu undangan lainnya.
“Kami berharap acara pembukaan eksebisi nantinya berjalan sukses dan lancar, mohon dukungan dari masyarakat,” imbuhnya.
Sri menambahkan, meski hanya eksebisi, namun ajang ini sebagai upaya pelestarian budaya yang sudah mengakar lama di Kota Pontianak. Meriam karbit menjadi bagian kehidupan masyarakat terutama yang bermukim di tepian Sungai Kapuas. Sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), meriam karbit memiliki nilai historis berdirinya Kota Pontianak.
“Potensi yang dimiliki Kota Pontianak selain Sungai Kapuas, juga diperkaya dengan budayanya seperti tradisi permainan meriam karbit ini. Kita ingin menggali lebih dalam budaya-budaya yang ada di Kota Pontianak sehingga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung,” ujarnya.
Meriam karbit merupakan permainan rakyat yang menjadi tradisi setiap bulan Ramadan dan malam Idulfitri di Kota Pontianak. Meriam tersebut terbuat dari kayu mabang atau meranti dengan ukuran diameter antara 50 – 70 centimeter dan panjang kisaran 5 hingga 6 meter.
“Untuk membunyikan meriam tersebut, dibutuhkan bahan bakar berupa karbit. Kemudian terdapat lubang pada bagian meriam untuk tempat menyulutkan api hingga menghasilkan bunyi yang menggelegar,” pungkas Sri.