KB Diprioritaskan bagi Ibu Berisiko Tinggi, BKKBN Kalbar Tekankan Pencegahan Kematian Ibu dan Bayi

Kepala Perwakilan Kemendukbangga, BKKBN Kalimantan Barat, Nuryamin. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Penggunaan alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) diprioritaskan bagi ibu-ibu yang memiliki risiko tinggi dalam kehamilan dan persalinan, karena berpotensi menimbulkan kematian ibu dan bayi. Penegasan tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) Kalimantan Barat, Nuryamin, kepada wartawan, Sabtu 6 Desember 2025.

Nuryamin menyampaikan bahwa kelompok sasaran utama program KB adalah para ibu dengan kondisi kesehatan tertentu yang dapat membahayakan jika hamil dan melahirkan. Menurutnya, penggunaan alat kontrasepsi menjadi keharusan bagi mereka demi menekan angka kematian ibu dan bayi.

Bacaan Lainnya

Ia menjelaskan, ibu yang memiliki kelainan atau infeksi pada organ reproduksi serta riwayat penyakit seperti hepatitis, diabetes melitus, dan hipertensi sangat rentan mengalami komplikasi serius apabila hamil. Kondisi tersebut membuat tubuh ibu tidak siap menjalani proses kehamilan hingga persalinan.

“Kalau ibu memiliki riwayat penyakit tersebut lalu terjadi kehamilan dan persalinan, risikonya sangat tinggi terhadap kematian ibu dan bayi. Wadahnya memang tidak siap untuk hamil dan melahirkan,” ujarnya.

Nuryamin juga mengungkapkan bahwa ketersediaan alat kontrasepsi KB saat ini tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan keterbatasan anggaran pemerintah, sehingga Kemendukbangga/BKKBN harus melakukan penyesuaian dalam pembelanjaan alat kontrasepsi.

Meski demikian, ia memastikan program pengendalian kelahiran tetap berjalan, termasuk dengan terus menggalakkan metode kontrasepsi permanen seperti vasektomi dan tubektomi bagi pasangan yang sudah yakin tidak ingin memiliki anak lagi.

“Program vasektomi akan terus kita lanjutkan pada tahun 2026, begitu juga dengan tubektomi. Ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang pengendalian penduduk dan perlindungan kesehatan keluarga,” pungkasnya. (Sy)