Inovasi Terkini untuk Cegah Banjir: Sosialisasi Early Warning System Berbasis IoT di Pontianak

Tim PPM Polnep melalukan foto bersama di kantor BWS. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Bencana banjir adalah salah satu ancaman serius yang selalu mengintai masyarakat di wilayah Kalimantan Barat. Untuk mengatasi hal ini, Tim Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Politeknik Negeri Pontianak Kamis 12 September 2024 bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS), Provinsi Kalimantan Barat menggelar sosialisasi inovasi terkini dalam pencegahan banjir untuk mengimplementasikan early warning system berbasis IoT.

Kegiatan ini merupakan sosialisasi pengoperasian alat peringatan dini banjir kepada masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam menghadapi ancaman banjir dan meningkatkan respons mereka dalam situasi darurat.

Bacaan Lainnya

“Tim PPM Politeknik Negeri Pontianak terdiri dari sejumlah ahli yang berpengalaman dalam bidang penanggulangan bencana. Mereka telah berkolaborasi dengan BWSKI Pontianak Provinsi Kalimantan Barat dalam upaya mewujudkan masyarakat yang lebih siap menghadapi ancaman banjir yang sering melanda wilayah ini,” kata Ketua Tim PPM Politehnik Negeri Pontianak, Iin Harianti di Pontianak, Kamis 19 September 2024.

Tim PPM Polnep bekerja sama dengan BWS Kalbar menggelar sosialisasi inovasi terkini dalam pencegahan banjir untuk mengimplementasikan early warning system berbasis IoT. Foto ist.

Iin mengatakan, salah satu upaya utama dalam program sosialisasi ini adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya alat peringatan dini banjir dan bagaimana cara mengoperasikannya. Alat peringatan dini banjir adalah perangkat yang sangat berharga untuk mendeteksi dan memberi tahu masyarakat tentang ancaman banjir yang akan datang. Dengan pengetahuan ini, masyarakat dapat merespons lebih cepat dan lebih efektif ketika banjir melanda.

“Acara sosialisasi ini, masyarakat diajari cara memasang dan mengoperasikan alat peringatan dini banjir. Mereka juga diberikan informasi tentang tanda-tanda awal banjir, perilaku aman selama banjir, dan langkah-langkah evakuasi yang benar. Selain itu, tim PPM Politeknik Negeri Pontianak juga memberikan panduan tentang bagaimana membuat rencana darurat bencana yang inklusif dan efektif,” ujar Iin.

Iin kembali menjelaskan tujuan utama dari kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi banjir. Alat peringatan dini banjir adalah alat yang sangat berguna, tetapi hanya bermanfaat jika masyarakat tahu bagaimana menggunakannya dengan benar.

“Sosialisasi ini juga dihadiri oleh Ka Balai Wilayah Sungai Kalimantan I Pontianak yaitu bapak Pramono, S.T., Sp.PSDA berpendapat bahwa kegiatan sosialisasi ini adalah langkah yang sangat penting dalam upaya menciptakan masyarakat yang lebih tanggap terhadap bencana di Kalimantan Barat khususnya di Pontianak. Semoga, dengan pengetahuan yang mereka peroleh, masyarakat akan lebih siap dalam menghadapi ancaman banjir yang selalu mengintai,” papar Iin.

PKM_Simulasi EWS. Foto ist.

Ia menambahkan, pelaksanaan kegiatan sosialisasi inovasi terkini dalam pencegahan banjir untuk mengimplementasikan early warning system berbasis IoT berlangsung selama dua jam, satu jam lebih lama dari jadwal namun antusias dari pihak BWS membuat Tim PPM Polnep bersemangat dan tidak terasa waktu sudah habis. Bapak Dita Widyo Putro, S.Kom., M.T., Bapak Novizar Adiyansyah ST., MPSDA dan ibu Fadiah, ST juga banyak memberikan masukan, berbagi pengalaman dan memahami lebih dalam tentang Upaya mitigasi banjir yang selama ini telah mereka lakukan.

Akhir acara ditutup dengan ucapan terima kasih dari tim PPM Politeknik Negeri Pontianak, sedangkan dari pihak yang mengikuti acara ini merasa sangat terbantu dan senang juga puas dengan diadakannya acara ini. “Hal ini karena Upaya Mitigasi bencana banjir atas upaya mereka dalam memberdayakan kami dengan pengetahuan ini. Semoga kita semua bisa lebih siap dan tanggap dalam menghadapi banjir di masa depan,” terangnya.

Menurut Iin, kegiatan sosialisasi ini adalah langkah yang sangat penting dalam upaya menciptakan masyarakat yang lebih tanggap terhadap bencana di Kalimantan Barat. “Semoga, dengan pengetahuan yang mereka peroleh, masyarakat akan lebih siap dalam menghadapi ancaman banjir yang selalu mengintai,” pungkasnya. (*)