HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Penggunaan antibiotik yang bijak dan cerdas sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat serta mencegah meningkatnya masalah resistensi antibiotik yang semakin mengkhawatirkan. Fenomena resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri menjadi kebal terhadap obat yang sebelumnya efektif, sehingga infeksi yang mudah diobati menjadi sulit diatasi dan berisiko fatal.
Hal ini disampaikan oleh apoteker Devi Yulianti, S.Farm, saat memberikan edukasi mengenai penggunaan antibiotik yang tepat kepada 25 pasien dan pengunjung di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak, pada Selasa, 4 Desember 2024.
“Antibiotik hanya efektif melawan infeksi bakteri, bukan virus. Menggunakan antibiotik untuk penyakit yang disebabkan virus, seperti flu atau pilek, justru dapat meningkatkan risiko resistensi bakteri yang membahayakan kesehatan jangka panjang,” ujar Devi.
Ia menjelaskan bahwa penggunaan antibiotik yang tepat harus mengikuti beberapa prinsip dasar, di antaranya adalah mengonsumsi antibiotik sesuai resep dokter, tidak menghentikan pengobatan sebelum waktunya, dan tidak berbagi antibiotik dengan orang lain. Setiap individu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda, sehingga antibiotik yang diberikan untuk orang lain belum tentu cocok untuk diri sendiri.
Edukasi yang tepat kepada keluarga, teman, dan masyarakat tentang cara penggunaan antibiotik yang benar sangat diperlukan. Devi menegaskan, penting untuk mengikuti dosis dan durasi pengobatan yang telah ditentukan oleh dokter, meskipun pasien sudah merasa lebih baik sebelum pengobatan selesai.
“Jangan mengurangi atau menghentikan pengobatan sebelum waktunya. Bakteri yang tidak tertangani dengan baik dapat berkembang menjadi lebih kuat dan kebal terhadap antibiotik,” jelasnya.
Devi juga mengingatkan agar antibiotik disimpan dengan benar sesuai petunjuk pada kemasan, yaitu di tempat yang sejuk dan kering. Selain itu, antibiotik yang telah kedaluwarsa atau sudah selesai digunakan sebaiknya tidak disimpan untuk digunakan lagi.
Jika pasien mengalami efek samping atau reaksi alergi seperti ruam, gatal, atau kesulitan bernapas saat mengonsumsi antibiotik, Devi menyarankan untuk segera menghubungi dokter. Dokter dapat memberikan solusi atau mengganti antibiotik jika diperlukan.
“Jika kita mengikuti tata cara penggunaan antibiotik yang benar, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu mencegah penyebaran resistensi antibiotik yang dapat menyebabkan infeksi lebih serius di masa depan,” tutup Devi.
Edukasi tentang penggunaan antibiotik yang tepat ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan obat-obatan, demi kesehatan bersama dan mencegah ancaman resistensi antibiotik yang semakin meningkat. (*)