Atap Kantin Pondok Pesantren Al-Mansyur Roboh Diterjang Puting Beliung, Beruntung Tidak Ada Korban Jiwa

Atap bangunan kantin Ponpes Al-Mansyur Islamic di Desa Kuala Dua, Kubu Raya roboh diterjang angin puting beliung pada Sabtu 4 Januari 2025. Foto ist.

HARIAN KALBAR (KUBU RAYA) – Sebuah insiden mengejutkan terjadi pada Sabtu, 4 Januari 2025, sekitar pukul 13.30 WIB, saat atap bangunan kantin Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Mansyur Islamic yang terletak di Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, roboh akibat terjangan angin puting beliung. Peristiwa tersebut terjadi ketika wilayah itu dilanda hujan lebat disertai angin kencang.

Kantin yang berfungsi sebagai tempat pertemuan antara wali santri dan para santri ini merupakan bangunan semi permanen berukuran 10×30 meter. Bangunan tersebut memiliki tiang kayu bulat (kayu bam), atap seng, lantai semen, dan tanpa dinding. Meski mengalami kerusakan yang cukup parah, beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Bacaan Lainnya

Kapolsek Sungai Raya, AKP Hariyanto, melalui Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya, Aiptu Ade, menjelaskan bahwa saat kejadian, para santri sedang berada di dalam kelas, sehingga tidak berada di lokasi kantin. Meskipun demikian, kerugian material akibat kejadian ini belum dapat dihitung secara rinci hingga Senin, 6 Januari 2025.

Saksi mata yang ada di lokasi mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem menjadi penyebab utama runtuhnya atap bangunan tersebut. Wilayah Kubu Raya dilanda hujan deras dan angin kencang sejak siang hari, yang membuat struktur bangunan semi permanen tak mampu bertahan dan akhirnya roboh.

“Setibanya petugas kepolisian dari Polsek Sungai Raya di lokasi, bangunan beratap seng itu sudah rata dengan tanah,” ungkap Aiptu Ade.

Polres Kubu Raya pun mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang sering terjadi belakangan ini. Mereka juga menghimbau warga untuk memeriksa kondisi bangunan, terutama yang memiliki struktur semi permanen, agar lebih aman saat terjadi angin kencang, sehingga dapat meminimalkan potensi kejadian serupa di masa depan. (*)