HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Sebanyak 30 peserta mengikuti workshop pembuatan miniatur ikon Kota Pontianak di Gedung UMKM Center pada Rabu, 13 November 2024. Kegiatan ini digelar oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak bekerja sama dengan Dekranasda Kota Pontianak.
Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Giarti Pancaksani Suwarsaningsih, yang membuka acara tersebut, berharap workshop ini dapat memberikan inspirasi baru bagi para pelaku seni, khususnya dalam menciptakan miniatur ikon-ikon terkenal kota seperti Tugu Khatulistiwa, Meriam Karbit, dan Masjid Jami. Giarti mengungkapkan kekhawatirannya terhadap berkurangnya minat generasi muda dalam pelestarian seni kriya lokal yang memiliki nilai budaya tinggi.
“Seiring perkembangan zaman, kesadaran generasi muda untuk menjadi bagian dari pelaku kriya lokal semakin berkurang. Ini tentu menjadi kekhawatiran kita, karena dapat mengancam hilangnya kecintaan terhadap budaya dan produk lokal,” ujar Giarti, seusai membuka workshop yang berlangsung hingga 15 November mendatang.
Dalam kesempatan tersebut, Giarti juga berharap para peserta dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk menghasilkan miniatur kota yang tidak hanya menarik dan detail, tetapi juga tetap mempertahankan kekayaan nilai lokal. Menurutnya, hasil pelatihan ini diharapkan tidak hanya berhenti pada acara ini, melainkan bisa terus berkembang dengan inovasi baru yang terjangkau dari sisi harga.
“Peserta diajak untuk menciptakan miniatur yang menarik, halus dalam pembuatan, dan tetap terjangkau dari sisi harga. Yang terpenting, mereka tidak mengubah esensi dan bentuk asli dari ikon-ikon tersebut,” jelasnya.
Ketua Panitia Workshop Keterampilan Miniatur Ikon Kota Pontianak, Kusmiati, mengungkapkan bahwa workshop ini mengusung tema ‘Menumbuhkembangkan Wirausaha Baru’. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta, mayoritasnya adalah pemuda yang dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok akan dibimbing oleh satu narasumber yang ahli di bidangnya.
“Workshop ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari tanggal 13 hingga 15 November 2024. Kami berharap peserta dapat mengembangkan keterampilan mereka dan menghasilkan karya yang memiliki nilai jual tinggi,” pungkas Kusmiati.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat mendorong terciptanya wirausaha baru di bidang kriya, sekaligus melestarikan budaya lokal melalui karya-karya seni yang unik dan bernilai. (*)