Perlu Ada Kesamaan Persepsi dan Kolaborasi untuk Percepatan Penurunan dan Pencegahan Stunting di Kalbar

dengan Publikasi data stunting semester I tahun 2024

HARIAN KALBAR (SAMBAS) – Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN, Pintauli Romangasi Siregar mengungkapkan, diperlukan persamaan persepsi dan kolaborasi dalam pencegahan dan penanganan stunting di wilayah Kalbar untuk membantu penurunan angka stunting yang telah ditargetkan 14 persen oleh Pemerintah Pusat pada tahun 2024 ini.

“Sehingga perlu perjuangan luar biasa untuk mencapai target di tahun 2024, kami berharap perlu persamaan persepsi sehingga target yang telah ditentukan nasional bisa dicapai,” katanya usai Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten, Kecamatan dan Desa dengan Publikasi data stunting semester I tahun 2024 di Kabupaten Sambas, di aula Kantor Bupati Sambas, Selasa 10 September 2024.

Bacaan Lainnya

Kata Pinta, pada rakor tersebut dibahas berbagai hal untuk menghasilkan rekomendasi dalam pencegahan stunting.

“Semua dibahas pada rakor ini siapa berbuat apa,” katanya.

Pinta juga mendorong agar Kabupaten/Kota bisa terus melakukan inovasi dalam pelaksanaan program bangga kencana, pencegahan dan penanganan stunting serta memperkuat kolaborasi dengan banyak pihak, mulai dari masyarakat, pemerintah dan pihak swasta.

Jika dinilai berhasil dalam melakukan program-program tersebut, melalui inovasi dan kolaborasi tersebut, TP PKK kabupaten/kota dan kepala daerah akan diberikan penghargaan Manggala Karya Kencana dari Pusat. Seperti yang telah diraih oleh dua Ketua TP PKK dan empat bupati di Kalbar.

Dua Ketua TP PKK Kabupaten yang menerima penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) tersebut ialah Hj Yunisa ketua TPP PKK Kabupaten Sambas dan Ketua TP PKK Kabupaten Ketapang, Elisabeth Betty Martin. Sementara untuk, empat bupati yang mendapat Manggala Karya Kencana (MKK) yaitu Bupati Sambas Satono, Bupati Ketapang Martin Rantan, Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan dan Bupati Sintang Jarot Winarno.

“Katagori penilaiannya apa inovasi yang dilakukan, bagaimana dana APBD bisa dikolaborasikan untuk peningkatan program bangga kencana secara maksimal, kemudian menggerakkan masyarakat dan komitmen, serta pengoptimalan program genre hingga ke tingkat dess dan bahkan menggerakkan ayah genre, ibu hamil dan lainnya,” ungkap Pinta.

Ketua TPP PKK Kabupaten Sambas, Hj Yunisa menyampaikan, bahwa pihaknya telah banyak melakukan berbagai program sebagai bentuk upaya pencegahan dan penurunan stunting, seperti bentuk kolaborasi TP PKK dengan BKKBN mengukuhkan duta genre hingga ke tingkat Desa dan juga ayah bunda genre.

Selain itu ada juga program, budidaya lele yang hasilnya diperuntukkan bagi anak yang potensi stunting.

“Salah satunya mungkin yang menjadi perhatian pusat adalah kami sudah budidaya lele, sehingga dengan budidaya lele ini hasilnya diberikan kepada anak-anak yang memang stunting, memberikan pendampingan makanan bergizi kepada anak stunting, ibu hamil dan anak potensi stunting,” kata Yunisa.

Kemudian TP PKK Sambas lanjutnya, berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari BKKBN dan Dinas-Dinas seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian serta menggerakkan genre ke tingkat desa.

“Tujuannya menjadikan anak-anak remaja di Sambas untuk memastikan persiapan masa depan anak sehingga remaja tersebut lebih produktif,” tutup Yunisa. (*)