Lakukan Sosialisasi Penurunan Stunting, BKKBN Sasar Para Babinsa se-Kalbar

Perwakilan BKKBN Kalbar saat melakukan sosialisasi penurunan stunting kepada para Babinsa di Aula Kodam XII Tanjungpura. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat melakukan Sosialisasi percepatan Penurunan Stunting hingga menyasar para Bintara Pembina Desa (Babinsa) se-Kalbar di Aula Makodam XII/Tpr, Senin 1 Juli 2024.

“Persoalan stunting hingga saat ini masih menjadi isu luar biasa di Indonesia. Dimana angka stunting Indonesia pada tahun 2023 masih di angka 21 persen,” ungkap Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Pintauli Romangasi Siregar di Pontianak.

Bacaan Lainnya

Pinta mengatakan untuk di wilayah Kalimantan Barat pada tahun 2022-2023 mengalami penurunan angka stunting 3,3 persen. Penurunan ini jauh dari penurunan angka stunting secara nasional. Namun untuk angka stunting di Kalbar memang masih perlu diturunkan secara signifikan.

“Saat ini stunting di Kalbar berada di angka 24,2 persen. Angka ini masih jauh dari target nasional yakni 14 persen yang harus dicapai untuk tahun 2024 sesuai mandat Presiden. Maka Perlu kerja keras, kerja cerdas dan perlu kolaborasi dalam mencegah dan penurunan angka stunting ini di Kalbar, ” ujar Pinta.

Menurutnya dalam upaya mencegah dan menurunkan angka stunting di Kalbar ini sejak bulan Juni 2024 dilakukan intervensi serentak pencegahan stunting yang menekankan pendataan secara akurat dan lengkap terhadap calon pengantin dan ibu hamil serta balita.

“Pada intervensi ini mencakup penimbangan pengukuran dan penyampaian edukasi dan intervensi pencegahan stunting serta memberikan gizi tambahan,” imbuh Pinta.

Hingga 30 Juni 2024, capaian intervensi serentak di Kalbar baru mencapai 74,36 persen dari angka yang ditarget wapres seharusnya 95 persen. “Maka perlu kolaborasi kita bersama,” ucapnya.

Pinta menambahkan, jika berdasarkan data manual capaian intervensi serentak ini sudah mencapai 95-97 persen sudah dilakukan. Namun hitungan pusat berdasarkan data aplikasi e-PPGBM oleh kementerian kesehatan.

“Input data banyak kendala seperti jaringan internet di puskesmas daerah, kemudian SDM yang terbatas,” ucap Pinta.

Sementara itu, Pj Gubernur Kalbar Harisson mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga asupan gizi anak. Hal tersebut karena Harisson menilai, bahwa stunting merupakan gangguan tumbuh kembang anak karena gizi kurang baik.

“Padahal kita harus menyiapkan generasi yang cerdas menuju Indonesia Emas. Maka kita perlu kolaborasi dalam mencegah dan menurunkan stunting,” ujar Horisson.

Pj Gubernur Kalbar itu mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan adalah intervensi serentak yang dinilai strategis dalam menurunkan stunting. Selain itu, Pemerintah juga telah menggelontorkan program pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri di Kalbar.

Dalam kesempatan yang sama, Pangdam XII/Tpr Mayjen Iwan Setiawan menerangkan, bahwa pihaknya siap dalam membantu mensukseskan program pencegahan dan penurunan stunting melalui personel di lapangan.

Jenderal Bintang Dua itu mengatakan, para Babinsa dan Danramil akan menjadi ujung tombak dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang mencegah stunting.

“Untuk mencapai 14 persen kita harus yakin dan Danramil dan Babinsa menjadi ujung tombak untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, gunakan kendaraan untuk bisa mengajak yang jauh ke posyandu agar datang ke posyandu dan memberikan pencerahan terkait asupan gizi yang baik di daerah-daerah,” pungkas Mayjen Iwan. (*)