HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Pemerintah Kota Pontianak (Pemkot) mulai dari tanggal 1 hingga 6 Maret 2024 akan mengelar pasar murah guna memgatisipasi harga beras, terutama harga beras premium yang mengalami kenaikan di Kota Pontianak. Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian menerangkan, kenaikan beras premium terjadi secara merata di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. Kendati demikian, harga beras medium di Kota Pontianak mengalami penurunan.
“Harga beras premium memang akan naik, kenaikan ini terjadi sebagian besar dihadapi kabupaten dan kota se-Indonesia, tetapi untuk beras medium di Pontianak turun,” katanya usai mengikuti rapat koordinasi inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) lewat zoom meeting di Ruang Pontive Center, Senin 26 Februari 2024.
Ani Sofian menjelaskan sebagai upaya meringankan beban masyarakat, Pemkot Pontianak akan menggelar operasi pasar murah yang akan dimulai dari tanggal 1 hingga 6 Maret mendatang. Pj Wako itu menerangkan, beberapa komoditas yang dijual seperti 5 kilogram beras medium, 1 kilogram gula pasir dan 1 liter minyak goreng dikemas dalam satu paket dengan harga Rp 60 ribu per paket. Untuk beras medium yang dijual memiliki kualitas yang sama dengan beras premium.
“Ada subsidi 31 ribu rupiah per paket. Dana yang digunakan adalah dana CSR BUMD Kota Pontianak,” ujarnya.
Menurut Ani Sofian, saat ini tersedia 56 ribu ton cadangan beras di Kota Pontianak yang akan digunakan setelah penggunaan dana CSR Pemkot Pontianak. Kegiatan operasi pasar juga ditujukan untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang bulan puasa. Selain itu, pihaknya berencana akan melaksanakan gerakan pasar murah dengan menggandeng agen-agen di pasar.
“Ada enam ribu paket yang kami siapkan, harga riilnya satu paket Rp91 ribu, tapi kita subsidi menjadi Rp60 ribu per paketnya,” imbuhnya.
Naiknya harga beras premium tidak berpengaruh terhadap harga komoditas lainnya. Bahkan, lanjut Ani, beberapa komoditas pokok seperti cabai merah, bawang putih, ayam ras, telur ayam dan lainnya, mengalami surplus. Artinya tidak akan terjadi lonjakan yang signifkan.
“Saya mengimbau masyarakat tidak perlu panik, berlelanjalah dengan bijak, menyesuaikan kebutuhan dan kami secara berkala selalu mengawasi distributor,” pungkas Ani Sofian. (Sy)