HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Pemandangan tidak biasa terlihat di Parit Sungai Jawi Pal Tiga, Minggu 16 November 2025. Sebuah eskavator amfibi mengapung di atas air dan mengeruk parit yang dipenuhi eceng gondok. Alat berat berkapasitas 8 ton itu menjadi pusat perhatian warga yang sedang bergotong royong membersihkan parit utama di Kota Pontianak tersebut.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bersama Wakil Wali Kota Bahasan meninjau langsung proses pembersihan. Edi menjelaskan bahwa eskavator amfibi ini merupakan produk PT Pindad dari Bandung yang sedang diuji coba untuk membersihkan gulma dan mengeruk endapan lumpur yang menghambat aliran air.
“Parit Sungai Jawi merupakan salah satu parit utama di Kota Pontianak, terutama bagi kawasan Pontianak Kota dan Pontianak Barat. Mudah-mudahan dengan pembersihan ini sistem drainasenya semakin lancar,” ujarnya.
Edi mengatakan, eskavator amfibi itu dibeli melalui APBD dengan nilai sekitar Rp6 miliar. Tahun ini baru satu unit yang dioperasikan, namun Pemkot berencana menambah unit dengan ukuran lebih kecil agar dapat menjangkau kawasan pusat kota.
“Selain gulma, endapan lumpur yang cukup tinggi menjadi penyebab lambatnya aliran air harian,” tambahnya.
Wali Kota menegaskan bahwa kawasan tepian parit akan tetap memiliki jalan paralel di sisi kiri dan kanan. Pemkot melarang pembangunan bangunan baru di sepanjang tepian parit. Beberapa jembatan yang tidak fungsional juga akan dibongkar, hanya menyisakan yang benar-benar dibutuhkan.
Ke depan, kawasan Parit Sungai Jawi diarahkan menjadi destinasi wisata air.
“Harapan kita, parit ini tidak lagi dangkal dan airnya mengalir lancar ke Sungai Kapuas hingga bermuara ke laut di Kakap. Kita ingin parit ini bisa difungsikan untuk wisata air, dan ada ikan yang bisa dimanfaatkan masyarakat, misalnya untuk memancing,” jelas Edi.
Ia juga mengingatkan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kebersihan parit. Topografi Pontianak yang rendah membuat endapan cepat terbentuk, sehingga pembersihan rutin mutlak diperlukan.
Vice President Pemasaran dan Penjualan PT Pindad, Yanto Sugiharto, menjelaskan bahwa eskavator amfibi tersebut adalah salah satu dari tiga tipe yang diproduksi, yaitu 20 ton, 8 ton, dan 5 ton. Masing-masing dirancang untuk kebutuhan kerja di berbagai ukuran parit dan perairan dangkal.
“Unit 8 ton ini sangat cocok untuk kondisi parit di Pontianak,” ujarnya.
Ia menerangkan bahwa unit 20 ton memiliki jangkauan lengan 15 meter dan banyak digunakan di Jawa Barat, sedangkan unit 8 ton memiliki lengan 8 meter dan lebih sesuai untuk lingkungan perkotaan.
Pindad juga memastikan layanan teknis yang lengkap bagi Pemkot Pontianak.
“Garansi berlaku satu tahun, dan suku cadang kami siapkan hingga 20 tahun. Jika ada kebutuhan bantuan, kami siap kapan saja. Ini bagian dari penugasan pemerintah kepada PT Pindad,” tegasnya.
Yanto berharap kehadiran eskavator amfibi ini dapat mempercepat pekerjaan normalisasi parit dan meningkatkan efektivitas pengelolaan drainase kota.
“Unit 8 ton ini kami serahkan sesuai kontrak dengan PUPR Kota Pontianak. Kami juga siap menyediakan opsi alat lain untuk parit-parit berukuran kecil,” tutupnya. (*)


