Cegah Virus Mematikan, Pemkot Pontianak Luncurkan Imunisasi Japanese Encephalitis bagi Anak

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menenangkan seorang balita yang tengah diimunisasi . Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak resmi meluncurkan program Imunisasi Kejar Japanese Encephalitis (JE) dan imunisasi rutin lainnya sebagai langkah pencegahan penyakit menular yang berpotensi mematikan. Program ini bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan pentingnya imunisasi sebagai upaya preventif untuk melindungi anak-anak dari ancaman virus JE. Penyakit ini merupakan infeksi peradangan otak akibat virus yang ditularkan oleh nyamuk, terutama di wilayah beriklim tropis seperti Indonesia, dan dapat menyebabkan kematian.

Bacaan Lainnya

“Mulai tahun 2025, imunisasi JE sudah menjadi bagian dari program imunisasi rutin nasional dengan target capaian 95 persen. Kita ingin anak-anak Pontianak terbebas dari risiko kematian akibat virus JE. Dukungan dan partisipasi semua pihak sangat dibutuhkan agar program imunisasi ini sukses,” ujarnya saat peluncuran program di Koramil Kecamatan Pontianak Barat, Rabu 12 November 2025.

Menurut Edi, setiap tahun terdapat sekitar 67.900 kasus JE di dunia, dengan angka kematian mencapai 13.600 hingga 20.400 jiwa. Meskipun sebagian penderita dapat bertahan hidup, banyak yang mengalami gangguan permanen seperti kelumpuhan, gangguan motorik, perilaku, hingga intelektual.

Ia menekankan bahwa hingga kini belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit JE. Karena itu, imunisasi menjadi langkah paling efektif dalam pencegahan dan pengendalian kasus.

“Imunisasi anak terbukti efektif mencegah penyebaran JE sekaligus mengurangi beban ekonomi akibat penyakit ini. Program imunisasi JE menyasar anak usia 10 bulan hingga di bawah 15 tahun,” jelasnya.

Edi juga mengapresiasi seluruh tenaga kesehatan dan pihak terkait yang telah bekerja keras meningkatkan cakupan imunisasi di Kota Pontianak. Ia berharap sinergi lintas sektor dapat mendukung terwujudnya generasi sehat dan tangguh menuju Indonesia Emas 2045.

“Dengan kebersamaan dan kerja nyata semua pihak, saya yakin Pontianak akan menjadi kota yang tangguh dan sehat,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Saptiko, mengungkapkan bahwa hingga kini belum ditemukan kasus JE pada manusia di Pontianak. Namun, hasil penelitian menunjukkan virus tersebut sudah terdeteksi pada unggas, burung, dan hewan ternak di wilayah ini.

“Virus JE memang belum menjangkiti manusia di Pontianak, tetapi penelitian menunjukkan virusnya ada pada hewan. Nyamuk yang menggigit hewan-hewan tersebut berpotensi menularkan virus ke manusia,” terangnya.

Saptiko menjelaskan, potensi penularan dari hewan ke manusia inilah yang membuat langkah pencegahan menjadi sangat penting dilakukan, terutama pada anak-anak.

“Program imunisasi JE mulai dijalankan tahun ini sesuai arahan Kementerian Kesehatan, dengan sasaran seluruh balita usia 10 bulan,” pungkasnya. (*)