Bunga Basah, Inovasi Posyandu Ananda Pontianak yang Tukar Sampah Jadi Rupiah dan Raih Juara Nasional

Kader Posyandu Ananda bersama jajaran Kecamatan Pontianak Timur menyaksikan pengumuman pemenang secara daring. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Inovasi Bunga Basah atau Bunda Timbang Anak Bawa Sampah menjadi kunci sukses Posyandu Ananda Kelurahan Paritmayor, Kecamatan Pontianak Timur, hingga berhasil meraih juara II nasional dalam lomba Posyandu berprestasi tingkat nasional. Program unik ini berhasil memadukan pelayanan kesehatan dengan kepedulian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, mengapresiasi pencapaian tersebut dan menyebut Bunga Basah sebagai contoh nyata inovasi kader posyandu yang berdampak langsung bagi masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Melalui Bunga Basah, masyarakat tidak hanya diajak menjaga kesehatan anak dan lingkungan, tetapi juga memperoleh nilai tambah secara ekonomi. Ini inovasi yang lahir dari kepedulian dan gotong royong,” ujarnya usai menyimak pengumuman serentak secara daring, Selasa 11 November 2025.

Program Bunga Basah mengajak para ibu membawa sampah anorganik setiap kali datang ke posyandu untuk menimbang anak. Sampah yang terkumpul ditimbang dan hasilnya dikonversi menjadi uang tunai. Dana tersebut kemudian dikembalikan kepada warga untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok maupun keperluan rumah tangga.

Dengan sistem ini, Posyandu Ananda tidak hanya menjadi pusat layanan kesehatan, tetapi juga wadah pemberdayaan ekonomi dan edukasi lingkungan bagi masyarakat.

Edi menambahkan, keberhasilan program ini juga tidak lepas dari pendampingan berkelanjutan dari Pembina Posyandu Kecamatan, mulai dari pelaporan hingga penerapan Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP).

Posyandu Ananda memiliki delapan kader aktif yang rutin melakukan kunjungan rumah serta memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada warga. Camat Pontianak Timur, M. Akif, menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras kader yang konsisten berinovasi dan melayani masyarakat.

“Kami mendampingi para kader sejak awal, terutama dalam penerapan ILP dan peningkatan kualitas layanan. Bunga Basah lahir dari kepedulian terhadap kesehatan dan lingkungan, dan terbukti mampu membawa prestasi nasional,” tuturnya.

Selain menginspirasi, Bunga Basah juga mendorong kesadaran warga untuk rutin datang ke posyandu sambil membawa sampah anorganik yang dapat ditukar dengan layanan penimbangan dan edukasi kesehatan.

Keberhasilan Posyandu Ananda menjadi bukti bahwa inovasi di tingkat akar rumput dapat memberi dampak besar bagi masyarakat.

“Melalui Bunga Basah, Pontianak tidak hanya mengukir prestasi nasional, tetapi juga mempertegas komitmennya dalam membangun masyarakat yang sehat, peduli lingkungan, dan sejahtera,” tutup Akif. (*)